TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik Universitas Gadjah Mada, Ari Dwipayana menilai mundurnya Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum tak akan menaikkan elektabilitas partai. Menurut dia, justru ini akan menggembosi perolehan suara Demokrat. "Penggembosan akan terjadi," katanya saat dihubungi, Sabtu, 23 Februari 2013 malam.
Ari menjelaskan, Anas memiliki jaringan yang kuat. Di luar partai, dia merupakan kader organisasi Himpunan Mahasiswa Islam. Sedangkan di dalam partai, Anas terbukti mengantongi banyak dukungan sehingga membuatnya terpilih sebagai ketua umum dalam Kongres Nasional Demokrat 2010. Suara bagi partai berlambang mercy ini bisa beralih seiring dengan mundurnya Anas.
Untuk internal partai sendiri, pada konferensi pers Sabtu 23 Februari 2013, Anas menyatakan ingin tetap bersahabat dengan para kader. Menurut Ari, ini mengisyaratkan apapun keputusan yang diambil Anas bakal diikuti oleh anggota yang loyal padanya. Artinya, akan ada kader Demokrat yang mundur mengikuti dia.
Terbukti, Wakil Direktur Eksekutif Muhammad Rahmad sudah menyatakan hengkang dari Demokrat, dan Ketua Dewaan Pimpinan Cabang Cilacap Tri Dianto mundur dari jabatan. "Seperti kata Anas, bebas dan merdeka," ujar dia.
Dihubungi terpisah, Tri Dianto pun menyatakan hal yang sama. Dia meragukan partainya mampu mengembalikan elektabilitas yang terlanjur merosot dan akan mendulang kemenangan pada pemilu 2014. Soalnya, Majelis Tinggi Demokrat dinilai telah otoriter dan tak menghargai kadernya. "Katanya kalau ada yang tak nyaman silakan meninggalkan partai, ini kan otoriter," kata dia.
Menurut Tri, kader telah berjuang untuk membangun partai. Biaya yang dikeluarkan mereka tak sedikit. Namun majelis malah memperlakukan mereka seperti itu. "Ojo dumeh, sewenang-wenang," kata dia.
NUR ALFIYAH
Berita terkait
Anas Tersangka, Ini 7 Poin Majelis Tinggi Demokrat
Ini Petinggi Demokrat Pengganti Tugas Anas
Soal Gantikan Anas, Marzuki Alie: Saya Tidak Minat
Demokrat Belum Terima Surat Pengunduran Diri Anas