TEMPO.CO, Cianjur - Warga dan keluarga korban tabrakan di Jalan Raya Sukabumi, Gekbrong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Sabtu, 23 Februari 2013 masih mencari sisa-sisa potongan tubuh korban yang masih tertinggal. Sebab, korban insiden maut tersebut ada yang terseret hingga puluhan meter dengan kondisi tubuh yang hancur tercerai-berai.
Sebelumnya, dari 16 korban meninggal dunia, 7 korban sempat tidak dikenali lantaran tubuh mereka hancur dan sebagian organ tubuh putus. Evakuasi korban kecelakaan oleh petugas begitu cepat, sehingga potongan tubuh ada yang masih tertinggal di tempat kejadian dan ada juga tidak ditemukan.
"Kami masih mencari telapak kaki Mimin (korban, red) yang sampai saat ini belum ditemukan," papar Suherman, 46 tahun, kerabat korban, di Cianjur, Ahad 24 Februari 2013.
Saat kejadiaan, kata dia, korban sedang menyapu atau bersih-bersih di depan rumah yang berlokasi di pinggir jalan. Menurut keterangan dari tetangga, korban sebenarnya sudah melihat truk oleng, tapi tak sempat menghindar. "Kejadian itu sangat cepat, sehingga para korban tak sempat menghindar" katanya.
Sementara itu, hingga kini lokasi tabrakan maut itu masih jadi tontonan warga sekitar dan pengendara yang lewat. Meski menyisakan trauma, namun jalur tersebut terlihat normal dan masih banyak warga sekitar maupun pengendara lainnya dari luar daerah yang melintas jalur tersebut.
Akan tetapi, warga berharap pengendara harus ekstra hati-hati, karena jalur Cianjur-Sukabumi dan sebaliknya sangat rawan kecelakaan karena jalur tersebut menurun dan mananjak. Hal ini pun diperparah dengan tidak adanya PJU, minim rambu-rambu dan kondisi jalan yang rusak parah.
"Kejadian kecelakaan lalu lintas di daerah ini bukan sekali kedua kalinya, dan yang paling parah kejadian kemarin (Sabtu). Kejadian ini harus jadi pelajaran bagi pengendara, begitu pun pemerintah dalam pembangunan infratruktur jalan," kata Husni, 53 tahun, warga Kampung Bangbayang, Desa Bangbayang, Kecamamatan Gekrong.
DEDEN ABDUL AZIZ