Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Papua Memanas, Presiden Gelar Rapat Terbatas

Editor

Agung Sedayu

image-gnews
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. ANTARA/Andika Wahyu
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. ANTARA/Andika Wahyu
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Papua kembali memanas. Insiden penembakan yang diduga dilakukan oleh pemberontak terjadi di Kabupaten Puncak Jaya dan Kabupaten Puncak, Papua, Kamis, 21 Februari 2013. Akibatnya, delapan anggota TNI gugur dan empat warga sipil tewas tertembak.

Insiden penembakan pertama terjadi di wilayah Tinggi Nambut, Kabupaten Puncak Jaya, sekitar pukul 09.30 WIT. Prajurit Satu Wahyu tewas dalam peristiwa itu. Tidak lama berselang, sekitar pukul 10.30 WIT, penembakan juga terjadi di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak.

Penembakan kedua ini memakan lebih banyak korban, tujuh anggota TNI tewas. Mereka adalah Prajurit Satu Mustofa, Prajurit Satu Edi, Sersan Satu M. Udin, Sersan Satu Ramadhan, Sersan Satu Frans, Prajurit Kepala Jojo Wiharjo, dan Prajurit Kepala Wempi. Sedangkan korban luka adalah Letnan Satu Reza yang tertembak di lengan.

Saat ini aparat TNI baru bisa mengevakuasi Wahyu. Proses evakuasi tidak berjalan lancar karena kelompok bersenjata menghalanginya. Heli Super Puma yang akan melakukan evakuasi korban diserang di Bandara Sinak. Akibatnya, satu dari empat kru penumpang, Letnan Satu Tek Amang, mengalami luka tembak pada tangan sebelah kiri. Kaca bagian tengah pesawat dan bagian depan juga tertembus peluru.

Di Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono langsung memimpin rapat terbatas membahas penyerangan bersenjata ini. Rencananya, rapat akan diikuti Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto; Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi; Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa; Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi; Sekretaris Kabinet Dipo Alam; Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono; dan Kepala Kepolisian RI Jenderal Timur Pradopo.

Konflik di Papua bukan kali ini saja terjadi. Kata Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, satu penyebab konflik yang berkepanjangan ialah kesejahteraan dan pembangunan belum merata.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami akui masih perlu pemerataan pembangunan," kata Agung. Namun, ia membantah pemerintah tak memperhatikan Papua. “Pembangunan sulit dilakukan karena medan yang jauh dari pemerintahan. Kini kami berfokus pada percepatan pendidikan dan kesehatan di Papua.”

Di tempat berbeda, Ketua Umum Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla menganggap kekerasan di Papua murni tindak kriminal, bukan konflik komunal. Menurut dia, solusi yang mesti dilakukan adalah menangkap pelaku penyerangan itu. Ia pun berpendapat, konflik Papua berbeda dengan yang terjadi di Lampung beberapa waktu lalu, yang kental dengan nuansa komunal.

“Konflik komunal biasanya ditandai dengan hilangnya kepercayaan antar-anggota masyarakat, ketimpangan ekonomi di suatu daerah, maupun hubungan sosial yang tidak harmonis,” ujarnya.

Untuk menangani penyerangan ini, Markas Besar Kepolisian RI berencana mengirimkan satu satuan setingkat kompi, sekitar 100 personel, Brigade Mobil dari Jayapura. Kepala Bagian Penerangan Mabes Polri, Komisaris Besar Agus Rianto, berujar, bila cuaca memungkinkan, mereka akan bergeser ke Puncak. “Bersama TNI, kami bakal mengejar pelaku.”


PITO AGUSTIN RUDIANA | SUNDARI | FRANSISCO ROSARIANS | IRA GUSLINA SUFA | NUR ALFIYAH | CUNDING LEVI | CORNILA DESYANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

25 April 2016

Polisi menurunkan pasukannya untuk mengamankan kerusuhan di Tolikara, Papua, Minggu, 24 April 2016 (Reuters)
Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.


Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

25 April 2016

Bupati Tolikara, Usman G. Wanimbo,SE,M.Si, memberikan bantuan modal usaha Rp. 30 juta kepada para pendagang korban peristiwa kebakaran 17 Juli 2015 di Karubaga, Papua. ISTIMEWA
Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.


Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

24 April 2016

Polisi menurunkan pasukannya untuk mengamankan kerusuhan di Tolikara, Papua, Minggu, 24 April 2016 (Reuters)
Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.


Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

8 September 2015

Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo bersama Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Fransen Sihaan serta muspida Provinsi Papua menjenguk Galibuli Jikwa (50 tahun), korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu di rumah sakit, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.


Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

11 Agustus 2015

Pekerja menyelesaikan pembangunan musala pasca amuk massa di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, 10 Agustus 2015. Lokasi musala itu berada di kompleks Koramil Karubaga. Musala tersebut berukuran 12 x 7 meter persegi. Derwes Jigwa
Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.


Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

11 Agustus 2015

Pekerja menyelesaikan pembangunan rumah kios (ruki) pasca amuk massa di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, 10 Agustus 2015. Ada 85 ruki yang dibangun. Rinciannya, 65 ruki untuk pedagang korban pembakaran, 12 ruki untuk korban penembakan, dan 8 ruki untuk pemilik lahan tempat berdirinya kompleks ruki (status lahan itu adalah lahan ulayat). Derwes Jigwa
Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.


Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

10 Agustus 2015

Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo bersama Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Fransen Sihaan serta muspida Provinsi Papua menjenguk Galibuli Jikwa (50 tahun), korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu di rumah sakit, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.


Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

10 Agustus 2015

Para korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu. Mereka rata-rata menderita luka tembak di bagian kaki dan tangan terkena serphan peluru. Dari 11 orang yang jadi korban tertembak, ada enam yang sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dok 2 Kota Jayapura, Papua, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.


Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

10 Agustus 2015

Suasana kawasan pertokoan yang kembali dibuka di kota Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, beberapa hari pasca kerusuhan Lebaran, 23 Juli 2015. TEMPO/Maria Hasugian
Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).


Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

10 Agustus 2015

Warga Papua menjual koran sambil membaca berita tentang situasi di Tolikara. Mereka menjajakan koran di Terminal Kedatangan, Bandara Sentani, Jayapura, 20 Juli 2015. TEMPO/Maria Hasugian
Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.