TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah angka golongan putih (golput) pada Pilkada Jawa Barat 2013 diperkirakan mencapai 10 juta orang lebih, berdasarkan hasil survei Pusat Kajian dan Kepakaran Statistika (PK2S) Universitas Padjadjaran, Bandung.
Angka golput itu sepertiga dari jumlah orang di Jawa Barat yang berhak memilih pada 24 Februari mendatang. "Mayoritas usia golput kurang dari 32 tahun, mereka pemilih muda yang apatis," kata Ketua PK2S Toni Toharudin di Bandung, Selasa, 19 Februari 2013.
Jumlah pemilih di Jawa Barat sekitar 32,5 juta orang. Angka golput berdasarkan survei teranyar lembaga itu mencapai 32,23 persen atau 10. 474.750 orang. Angka golput itu bersaing ketat dengan raihan suara pemenang pilkada berdasar hasil survei, yaitu pasangan calon Dede Yusuf-Lex Laksamana. Kandidat nomor 3 itu mendulang suara 33,44 persen. Angka golput ini mengungguli empat pasangan calon lain.
Pada survei pertama ketika para pasangan calon belum ditetapkan, responden survei yang tidak memilih sebanyak 8,09 persen. Pada survei kedua periode 30 November-12 Desember 2012 lalu, ketika lima pasangan calon sudah terwujud, massa mengambang atau swing votter berjumlah 20,84 persen.
Di survei ketiga yang terbaru pada 11-17 Februari 2013, massa mengambang kebanyakan akhirnya memilih untuk golput dan jumlahnya bertambah menjadi 32,23 persen.
Beberapa alasan dominan responden survei yang golput itu, kata Toni, terkait dengan kasus negatif para politikus atau elite partai, konflik internal partai politik, janji-janji kampanye yang meragukan, para calon tidak meyakinkan untuk mengadakan perubahan di Jawa Barat, serta para kandidat dinilai tidak cakap dan visioner. "Akhirnya calon pemilih memutuskan golput, sebagian memilih calon lain dan menguntungkan lebih banyak ke pasangan Rieke-Teten," ujar Toni.
Lima daerah terbanyak golput tersebut, yaitu Kota Bekasi yang mencapai 8,5 persen dari total jumlah calon pemilih di sana. Kemudian Kabupaten Bekasi sebesar 7,6 persen dan Kabupaten Bogor mencapai 7,1 persen. Kantong golput selanjutnya di Kabupaten Cirebon, yang mencapai 6,9 persen, serta 6,5 persen di Kabupaten Tasikmalaya.
Lima daerah yang partisipasi warganya tinggi untuk memilih yaitu Kota Sukabumi, dengan angka golput 0,5 persen. Berikutnya Kabupaten Sumedang sebanyak 1,5 persen, Kabupaten Purwakarta 1,7 persen, Kota Tasikmalaya 1,9 persen, dan Kabupaten Subang 2 persen.
"Tingginya angka golput di Kota Bekasi mungkin karena faktor tingkat pendidikan warganya yang tinggi, sedangkan di Cirebon bisa terkait isu pendirian provinsi Cirebon," kata Toni.
Survei PK2S Unpad yang digelar 11-17 Februari 2013 itu memakai desain two way stratification sampling. Stratifikasi pertama menjangkau 26 kota dan kabupaten, sedangkan stratifikasi kedua tentang pekerjaan responden. Survei melibatkan 2.313 responden.
ANWAR SISWADI
Berita populer lainnya:
Minta Anas Mundur, Ulil Dinilai Blunder
Soal Anas, Didi Irawadi dan Ulil Tak Lagi Kompak
Dewan: Gubernur Jangan Cuma Kelalang-keliling
Usai Rapimnas, Dukungan ke Anas Semakin Kuat
Menteri Suswono Dicecar KPK Soal Pertemuan Medan
ICW: Suswono Tinggal Menunggu Giliran