TEMPO.CO, Sidoarjo-Ratusan calon jamaah umrah asal empat kabupaten di Jawa Timur belum juga diberangkatkan oleh biro perjalanan. Sudah sepekan ini mereka tertahan di hotel di kawasan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, menunggu kepastian keberangkatan ke Tanah Suci.
Jamaah asal Kabupaten Mojokerto, Jombang, Kediri, dan Blitar, itu dikelola biro perjalanan Padang Arafah, Mojokerto. "Harusnya tanggal 2 Februari lalu berangkatnya, tapi sampai sekarang belum ada kejelasan,” kata seorang jamaah, Zainul Arifin, kepada wartawan Selasa 12 Februari 2013.
Sejumlah 483 Jamaah umroh dari biro perjalanan Padang Arafah, Mojokerto gagal berangkat pada awal Februari lalu. Menurut Zainul, tidak sedikit jamaah yang meminta uangnya dikembali dan memilih tidak jadi berangkat. Para jamaah dikenakan biaya bervariasi, antara Rp 19,5 juta sampai Rp 21 juta per orang.
Menurut Zainal, biro perjalanan gagal memberangkatkan jamaah karena menjalin kerja sama dengan salah satu maskapai penerbangan yang ternyata tidak memiliki izin terbang di Indonesia. Jamaah mengaku kecewa karena penyelenggara tidak berkoordinasi secara matang dengan maskapai hingga akhirnya mereka yang dirugikan.
Hadi Suprapto Safii selaku manajer biro perjalanan umroh Padang Arafah mengaku keterlambatan pemberangkatan jamaah umrah. Hal itu terjadi karena pesawat yang semula dicarter tidak mendapat izin mendarat di Indonesia. "Awalnya menggunakan maskapai NAS Airlines. Tetapi karena tidak ada ijin pendaratan ke Indonesia maka kami menggunakan Turki Airlines dan Garuda Indonesia," kata Hadi.
Hadi juga menjelaskan pihaknya tetap bertanggungjawab dan akan memberangkatkan jamaah secara bertahap terbagi dalam empat gelombang. Mereka yang belum berangkat diinapkan di hotel di sekitar Sidoarjo.
SONY WIGNYA WIBAWA