TEMPO.CO, Jember - Pemerintah Kabupaten Jember mengembangbiakkan burung hantu untuk mengatasi wabah hama tikus. Penakaran binatang malam itu berkerja sama dengan kelompok-kelompok tani Jember. "Sementara di dua kelompok tani," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Jember, Hari Wijayadi, Jumat, 8 Ferbruari 2013.
Selama dua tahun terakhir, sejumlah lahan warga ludes diserang tikus. Salah satu penyebabnya karena berkurangnya musuh alami tikus di sawah, seperti ular dan burung hantu. Karena itu, pihaknya mengembangbiakkan burung hantu. "Apalagi penakarannya tidak sulit," katanya. Sedangkan ular tidak dipilih karena berbahaya.
Menurut Hari, pemberantasan hama tikus menggunakan burung hantu itu sudah beberapa kali dicoba dengan hasil yang memuaskan. "Efektif menghadapi tikus yang menyerang tanaman padi," katanya.
Hama tikus menyerang ladang padi 19 kecamatan di Jember. Tikus banyak menyerbu padi petani di Jember bagian barat dan selatan seperti kecamatan Rambipuji, Bangsalsari, Tanggul, Sumberbaru, Semboro, Kencong, Puger, Kasiyan, Wuluhan, dan Ambulu.
Sejumlah petani mengaku kewalahan menghadapi serbuan tikus. Pasalnya, binatang mengerat itu tidak hanya melahap bulir padi, bahkan batang padi yang muda juga digerogoti. Upaya pemberantasan mulai dari menabur racun hingga "grobyokan" atau berburu tikus ramai-ramai tidak kunjung membuat serbuan tikus berhenti. "Dalam dua bulan kami sampai harus tanam padi dua atau tiga kali," ujar Edy Suryanto, petani di Kecamatan Wuluhan.
MAHBUB DJUNAIDY
Baca juga:
Maharani Buka-bukaan Soal Kasus Sapi
Le Meridien Pastikan Maharani Ditangkap di Kamar
Terima Rp 10 Juta, Maharani: Saya Enggak Munafik
Luthfi Hasan Akhirnya Mengaku Kenal Ahmad Fathanah