TEMPO.CO, Atambua - Ferdinandus Asi, wartawan Radio Republik Indonesia Stasiun Atambua, mendapat pukulan di kepala kala meliput antrean bahan bakar minyak, Kamis, 7 Februari 2013. Pukulan tanpa sebab itu ia terima dari petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Halifehan, Kecamatan Kota Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
Menurut Ferdinandus, pemukulan terjadi sekitar pukul 09.30. Pada saat itu, antrean panjang mengular di SPBU Halifehan. Kendaraan Ferdinandus sendiri ikut mengantre di dalamnya. "Di situ, saya sempat mewawancarai seorang pengantre," kata Ferdinandus. Selang beberapa menit, petugas SPBU menghampirinya. "Tanpa bilang apa-apa, dia langsung memukul kepala saya. Tiga kali."
Ferdinandus sebetulnya sempat memberitahukan identitasnya sebagai wartawan. Ia pun mempertanyakan alasan si petugas memukulnya. Tapi si petugas cuek. "Kenapa pukul? Saya ini wartawan RRI," Ferdinandus bercerita. "Tapi dia malah menjawab, 'kamu wartawan mau apa?'."
Sepekan sebelumnya, Ferdinandus pernah mewawancarai si pemukul, terkait dengan antrean BBM. Dalam peliputan itu, pelaku pemukulan mengaku sebagai pengawas SPBU Halifehan. "Makanya saya heran, akhir Januari lalu saya wawancara dia, tapi sekarang saya dipukul," ujar Ferdinandus.
Melkianus Boymau, Kepala Seksi Siaran dan Pemberitaan RRI Atambua, meminta adanya penanganan dalam kasus pemukulan itu. Alasannya, pemukulan terjadi kala Ferdinandus tengah melakukan peliputan. Sedangkan Ketua Aliansi Jurnalis Independen Kota Kupang, Simon Nili, mengecam kekerasan terhadap Ferdinandus itu. "Kami minta polisi mengusut tuntas kasus kekerasan itu," kata Simon.
Di tempat lain, pemilik SPBU Halifehan, Jhon Tanur, mengakui kesalahan karyawannya. "Kalau dia bersalah telah memukul, silakan di proses saja," kata Jhon kala dihubungi wartawan.
YOHANES SEO
Terpopuler:
Hakim Daming Tak Bisa Bedakan Sisir dan Sikat Gigi
KPK: Ahmad Fathanah Operator Penerima Suap
Daging Impor, Luthfi-Suswono Bertemu Bos Indoguna
Pengadilan Akan Ungkap Rekaman Luthfi-Suswono
"Badai Demokrat Tak Selesai Hanya dengan Doa"