TEMPO.CO, Batu - Jalan utama Malang-Kediri terputus akibat tanah longsor dan pohon tumbang, Rabu 23 Januari 2012. Titik longsoran terjadi di kawasan Coban Getak petak 82G di jalan Raya Payung Desa Songgokerto Kota Batu. Pohon berdiameter 70 centimeter tumbang menutup jalan. "Dua escavator membersihkan longsoran tanah," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, Kun Mardiana.
Tanah longsor menyebabkan kemacetan lalu lintas utama Malang-Kediri. Kendaraan mengular sepanjang satu kilo meter mulai Jambuluwuk Resort sampai jalan Mawar. Sedangkan kendaraan dari arah Pujon ke Batu diarahkan lewat bukit Klemuk. Longsoran tak hanya tanah, bebatuan juga menggelinding menutup jalan raya. Kawasan jalan raya Songgokerto, katanya, merupakan daerah perbukitan berupa tebing yang curam.
Ia berharap akses jalan utama segera terbuka dan kembali normal. Pengendara, diminta hati-hati dan waspada saat melintasi kawasan tersebut. Sejumlah kawasan yang rawan tanah longsor meliputi, kawasan Payung, perbatasan Batu-Pujon Kabupaten Malang, Oro-Oro Ombo, serta di sebelah kanan Jambuluwuk Resort.
Sejak setahun terakhir sedikitnya delapan kali terjadi tanah longsor. Lonsoran terjadi di kawasan sekitar Songgoriti. Warga diminta siaga dan berhati-hati saat curah hujan tinggi. Terutama saat curah hujan melebihi 30 milimeter per jam. Songgoriti berada di lembah Gunung Banyak.
Untuk mengantisipasi bencana, BPBD membentuk tim relawan yang tersebar di seluruh kelurahan. Total sebanyak 150 relawan, setiap kelurahan dibantu lima relawan. Mereka terampil dan terlatih menangani bencana alam. Saat masa pancaroba, katanya, Batu juga rawan angin puting beliung. Terutama di daerah perbukitan dan lembah. Sebanyak 10 daerah diwaspadai rawan tanah longsor antara lain Songgoriti, Toyomerto, Desa Pesanggrahan, Tulungrejo, Junrejo dan Oro-Oro Ombo.
Baca Juga:
Warga Songgokerto, khawatir longsoran bebatuan dan tanah merembet ke pemukiman warga. Pemerintah Kota Batu diminta bertindak sigap menangani ancaman bencana tanah longsor. "Pemerintah harus segera tak bertindak, jangan sampai ada korban jiwa," kata Hamludin warga setempat.
EKO WIDIANTO