TEMPO.CO , Jakarta - Negara-negara berkembang menghadapi masalah kesehatan dan risiko lingkungan dari paparan merkuri yang meningkat. Laporan PBB menjelaskan bahwa pertumbuhan skala kecil pertambangan dan pembakaran batu bara adalah alasan utama peningkatan emisi itu.
Menurut PBB, akibat dari industrialisasi yang pesat, Asia Tenggara adalah penghasil terbesar dan penyumbang hampir setengah dari emisi merkuri setiap tahun. Global Mercury Assessment 2013 yang diterbitkan Program Lingkungan PBB (UNEP) menunjukkan emisi skala kecil pertambangan emas di Asia, Afrika dan Amerika Selatan menjadi dua kali lipat sejak tahun 2005.
Pada tahun 2009, negara-negara melalui UNEP Governing Council sepakat memulai perundingan untuk membentuk perjanjian yang mengikat secara hukum agar memotong emisi merkuri dari aktivitas manusia. Pekan depan di Jenewa, pejabat pemerintah lebih dari 100 negara akan memulai negosiasi akhir untuk menetapkan perjanjian untuk penurunan permintaan merkuri global pada 2015.
Laporan tersebut menyatakan bahwa emisi global merkuri ke udara pada tahun 2010 dari aktivitas manusia diperkirakan mencapai 1.960 ton. Namun ternyata telah terjadi pergeseran besar dalam pola regional. Pertumbuhan ekonomi telah mendorong peningkatan emisi di selatan dan timur Asia yang kini menyumbang sekitar setengah dari emisi global.
Merkuri, bahan berat berwarna putih keperakan adalah bahan cair pada suhu kamar dan dapat menguap dengan mudah. Dalam bentuk alami ditemukan pada bebatuan termasuk kapur dan batu bara.
Merkuri dapat dilepaskan ke lingkungan melalui sejumlah proses industri, seperti produksi pertambangan, logam maupun pembakaran bahan bakar fosil. Setelah dipancarkan, merkuri tetap dalam lingkungan dalam waktu yang lama. Merkuri akan beredar melalui udara, tanah, air dan organisme hidup serta dapat tersebar dalam jarak yang sangat jauh.
WHO mengatakan bahwa merkuri sangat beracun bagi kesehatan. Penilaian UNEP bahwa konsentrasi merkuri pada kedalaman 100 meter lautan dunia menunjukkan 2 kali lipat dibandingkan abad lalu.
BBC | ISMI WAHID
Berita terpopuler lainnya:
Akun Twitter Angelina Sondakh Dibajak
7 Eksekutif Super Tajir Yang Gemar Bangun Pagi
Andi Mallarangeng dan Elang Hitam, Ini Alasannya