Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Warga Kawasan Rawan Bencana Merapi Mau Direlokasi

image-gnews
Gunung Merapi dilihat dari Kali Kuning, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. TEMPO/Suryo Wibowo
Gunung Merapi dilihat dari Kali Kuning, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. TEMPO/Suryo Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Sleman-Sebanyak 656 kepala keluarga di dusun Srunen, Kalitengah Lor dan Kalitengah Kidul Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan Sleman yang awalnya menolak relokasi karena berada di kawasan rawan bencana Merapi mulai melunak. Akhirnya mereka mau direlokasi ke tempat aman asalkan pemerintah sudah menyiapkan hunian tetap bagi mereka.

"Warga mau direlokasi asal sudah ada hunian tetap yang disediakan pemerintah," kata Suroto, Kepala Desa Glagaharjo, Ahad 13 Januari 2013.

Ia menambahkan, para warga yang menolak direlokasi ke tempat lebih aman itu beralasan daerah mereka memang tidak terlanda bencana erupsi Merapi 2010. Baik awan panas maupun banjir lahar dingin.

Namun, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta merekomendasikan dusun-dusun itu berada di kawasan rawan bencana III. Yaitu daerah yang berada sangat dekat dengan kawah gunung Merapi.

Selama dua tahun pasca Erupsi 2010, pemerintah sering merayu mereka untuk mau direlokasi. Namun warga tetap bertahan di dusun mereka. Bahkan sudah membangun rumah dan fasilitas umum serta sekolah.

Selama mereka belum mau direlokasi, pemerintah juga belum bisa tegas untuk merelokasi. Namun warga harus tanda tangan perjanjian mau diungsikan jika ada tanda-tanda Merapi akan erupsi. Penandatanganan surat itu sudah dilakukan medio 2012 yang lalu.

Selain warga di Daerah Istimewa Yogyakarta yang belum mau direlokasi, ada 403 kepala keluarga di Jawa Tengah (Klaten dan Magelang) yang belum mau direlokasi. Padahal mereka juga tinggal di kawasan rwan bencana III.

Pemerintah justru membuat program "living in harmony with disaster risk". Yaitu peningkatan kapasitas masyarakat untuk pengurangan risiko bencana, penempatabn titik kumpul sementara, titik kumpul akhir. Selain itu juga membangun early warning system, jalur evakuasi daan lain-lain.

"Untuk jalur evakuasi belum dibangun, tapi alat peringatan dini sudah dibuat," kata dia.

Pemerintah, baik daerah, propinsi maupun pusat pun juga meyilakan warga untuk tetap bisa tinggal di dusun mereka asal mau mengikuti instruksi jika ada tanda-tanda akan ada erupsi.

"Sebagai jaminan mau dievakuasi, mereka tanda tangan surat perjanjian mau dievakuasi," kata Kepala Badan Penanggulanan Bencana Nasional (BNPB) Syamsul Ma'arif.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemerintah memang tidak bisa memaksa warga untuk mau direlokasi. Bagaimanapun mereka adalah warga yang sepatutnya dilindungi. Mereka juga diberi fasilitas terbatas seperti dalam program "living in harmony with disaster risk".

Menurut Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, Bambang Sulistiyanto, masih ada dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional sebesar Rp 60 miliar. Jika dana itu tidak digunakan untuk pembangunan hunian tetap warga yang belum mau direlokasi maka akan digunakan untuk pembangunan sarana umum. Seperti jalan dan fasilitas umum lainnya.

"Sisa dana akan diperuntukkan pembuatan dan perbaikan serta pelebaran jalur evakuasi," kata Bambang.

Hingga akhir 2012 pembangunan hunian tetap bagi warga lereng Merapi sudah selesai sebanyak 2.489 rumah. Yaitu 20.83 rumah hunian tetap di Sleman, 406 rumah di Magelang. Targetnya ada 3.653 rumah hunian tetap yang akan dibangun, 2.739 di Sleman, 749 rumah di Magelang dan 165 rumah di Klaten.

Pembangunan rumah hunian tetap yang masih dalam proses sebanyak 1.179 rumah di Sleman dan 392 rumah di Magelang. Yang sudah selesai 100 persen 904 rumah di Sleman dan 14 rumah di Magelang.

"Yang sudah dihuni baru 727 rumah di Sleman," kata Bambang.

Sebelumnya, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan bagi warga yang belum mau direlokasi sebenarnya sudah disediakan lokasi dan pemerintah siap membantu pembangunan rumah Rp 30 juta. Jika ada yang membangun bangunan fasilitas di kawasan rawan bencana III, jika ingin keras, Sultan bisa memenjarakan mereka karena melanggar undang-undang.

"Tetapi ya tidak bisa seperti itu," kata Sultan.

Bahkan, warga yang mau direlokasi juga masih tetap memiliki lahan yang berada di dusun semula. Sebab, lahan pertanian mereka sebagai lahan penghidupan.

MUH SYAIFULLAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

8 hari lalu

Gunung Merapi di Yogyakarta. Dok. BPPTKG Yogyakarta.
Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.


Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

23 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Rabu, 24 Januari 2024. Data BPPTKG pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di daerah potensi bahaya dan menghimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya lahar serta awanpanas guguran terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi yang saat ini berada di tingkat aktivitas Siaga (level III). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Tiga dari tujuh awan panas guguran tadi sore jarak luncurnya melampaui 2.000 meter.


Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

23 hari lalu

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran pada Jumat petang, 28 Juli 2023. Dok. BPPTKG.
Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

Gunung Merapi kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tujuh kali pada Senin sore. Awan panas menuju arah barat daya.


Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

26 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu, 24 Januari 2024. Menurut data BPPTKG telah terjadi Awan panas Guguran durasi 186.28 detik pada tanggal 24 Januari 2024 pukul 15:56 WIB dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter ke arah barat daya (kali Bebeng). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

Destinasi destinasi di lereng Merapi menjadi salah satu favorit wisatawan saat berakhir pekan.


Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

33 hari lalu

Upacara Giri Kerti untuk menyambut Hari Suci Nyepi 1946 Caka, digelar di Kaliurang Park, Pakem Sleman Yogyakarta Jumat 23 Februari 2024. (Dok. Istmewa)
Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

PHDI menggelar Upacara Giri Kerti untuk menyambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, di Kaliurang Park, Hargobinangun, Pakem, Sleman


Yogyakarta Terasa Gerah dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini Penyebabnya

36 hari lalu

Wisatawan menaiki jip lava tour di Kali Kuning, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin, 25 Desember 2023. Wisata lava tour yang menawarkan berkendara menaiki mobil jip menyusuri lereng Gunung Merapi melihat sisa erupsi tahun 2010 tersebut ramai dikunjungi wisatawan saat libur Natal 2023. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyasyah
Yogyakarta Terasa Gerah dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini Penyebabnya

Gerahnya suhu cuaca di Yogyakarta itu dirasakan warga menyusul makin jarangnya hujan turun terutama di wilayah perkotaan.


Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo

45 hari lalu

Serah terima uborampe atau sesaji mengawali Tradisi Labuhan Merapi di Kecamatan Cangkringan Sleman Minggu (11/2). Dok. Istimewa
Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo

Upacara adat yang digelar Keraton Yogyakarta ini merupakan tradisi ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan alam


Gunung Merapi Keluarkan 143 Kali Guguran Lava dalam Sepekan

54 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Rabu, 24 Januari 2024. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Gunung Merapi Keluarkan 143 Kali Guguran Lava dalam Sepekan

Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava 143 kali ke arah selatan dan barat daya sejak sejak 26 Januari - 1 Februari 2024.


Hujan Abu Vulkanik Gunung Merapi Melanda Boyolali dan Klaten, Ini Rekomendasi ke Warga

22 Januari 2024

Warga membersihkan mobilnya yang terkena abu vulkanik Gunung Merapi di Musuk, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu, 21 Januari 2024. Berdasarkan data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) terjadi awan panas guguran Gunung Merapi pada (21/1) pukul 14:12 WIB dengan jarak luncur maksimal 2400 meter ke Barat Daya dan sejumlah wilayah lereng timur terdampak hujan abu vulkanik. ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Hujan Abu Vulkanik Gunung Merapi Melanda Boyolali dan Klaten, Ini Rekomendasi ke Warga

Terkait kondisi terkini di Gunung Merapi, pemerintah setempat telah mengeluarkan beberapa rekomendasi.


Hujan Abu Landa Kawasan Lereng Pasca Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas

21 Januari 2024

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas Minggu (21/1). Dok.istimewa
Hujan Abu Landa Kawasan Lereng Pasca Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas

Awan panas guguran Gunung Merapi har ini, Minggu 21 Januari 2024, terjadi setidaknya empat kali dari pukul 00.00 hingga 19.30 WIB