TEMPO.CO, Surabaya - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk berancang-ancang membangun pabrik semen di Myanmar pada tahun depan. Saat ini perusahaan tengah fokus merampungkan akuisisi 70 persen saham Thang Long Cement dari Vietnam. Semen Indonesia ingin memperkuat pasar ASEAN dan negara Asia Selatan. "Kami ingin menjadi perusahaan semen tingkat global," kata Direktur Utama, Dwi Soetjipto, usai meresmikan pergantian nama dan logo PT Semen Gresik menjadi PT Semen Indonesia di Surabaya, Senin, 7 Januari 2013.
Dwi menjelaskan, ke depan kebutuhan semen sebagai bahan baku konstruksi semakin besar. Ia merinci, konsumsi semen domestik tahun 2012 sebanyak 55 juta ton. Pada 2013, Dwi memprediksi tingkat konsumsi semen nasional bakal menembus 61 juta ton. Sedangkan, sebelum terbentuk PT Semen Indonesia, lewat tiga BUMN semen, yaitu PT Semen Gresik, PT Semen Padang, dan PT Semen Tonasa, hanya mampu memproduksi 26,5 juta ton per tahun.
Dengan akuisisi 70 saham Thang Long Cement, Dwi berharap produksi Semen Indonesia yang kini terbentuk bertambah menjadi 28,3 juta ton per tahun. Kapasitas terpasang produksi semen Thang Long itu sekitar 2,3 juta ton. Namun, saat ini hanya mampu memproduksi sebesar 1,5 juta ton per tahun. "Tahun ini, Thang Long Cement mampu memaksimalkan kapasitas produksinya sebesar 2,3 juta ton per tahun," katanya.
Dwi melanjutkan pembangunan pabrik semen di Myanmar berkapasitas produksi 6,5 juta ton per tahun. Soal investasinya, ia belum mengetahui secara pasti. Ia berharap rencana aksi koporasi Semen Indonesia tersebut mampu menarik investor lain untuk turut mendanai. Bahkan, Dwi menyambut baik rencana PT Semen Baturaja yang berniat bergabung di bawah holding Semen Indonesia. Dwi memastikan, untuk Myanmar bukan dalam bentuk akuisisi saham layaknya Thang Long Cement di Vietnam. "Mereka (Semen Baturaja) juga masih mempelajarinya. Yang pasti kami siap jika Semen Baturaja jadi gabung," ujarnya.
Nantinya, produksi semen dari Myanmar dan Vietnam sebagian untuk memasok kebutuhan semen di Indonesia. Sisanya akan dipasarkan ke India, Bangladesh, Sri Lanka, Myanmar, dan Vietnam sendiri.
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan bahwa dalam rentang waktu 15 tahun ke depan, Indonesia bakal menjelma menjadi negara modern. Dengan catatan, semua sektor harus berjalan seirama, salah satunya keberadaan pabrik semen. Dahlan melihat, tanpa pabrik semen, tidak akan ada kemajuan di satu negara. "Harus ada pabrik semen besar yang mampu menopang kemajuan itu karena ini terkait dengan infrastruktur," ujar Dahlan.
Bagi Dahlan, pembentukan Semen Indonesia sebagai perusahaan induk dari Semen Gresik, Semen Padang, dan Semen Tonasa akan menjadikan perusahaan salah satu pelaku industri semen terbesar di ASEAN. "Semen Indonesia harus menjadi regional championship," ujar Menteri Dahlan.
DIANANTA P. SUMEDI