TEMPO.CO, Magelang - Mahasiswa Universitas Tidar, Magelang, Jawa Tengah mendesak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah agar membentuk panitia khusus untuk kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan Wakil Wali Kota Magelang, Joko Prasetyo, terhadap istrinya, Siti Rubaidah. Sejumlah mahasiswa dari berbagai elemen yang tergabung dalam Gerakan Magelang Bersih Pejabat Bersih mendatangi gedung DPRD Kota Magelang, Jumat, 28 Desember 2012.
Mereka menyerahkan surat berisi tuntutan penyelesaian kasus KDRT di ranah politis kepada Ketua DPRD Kota Magelang, M. Hasan Suryoyudho. Selain itu, mahasiswa mendesak Wali Kota Magelang untuk segera mengambil sikap terhadap kasus itu. Surat yang dibungkus amplop itu juga melampirkan 50 tanda tangan tokoh masyarakat agar dewan segera bersikap. “Kami melihat dewan dan Wali Kota Magelang lamban dalam menyikapi kasus ini. Tuntutan kami, kasus ini diproses secara kelembagaan di tingkat pemerintah dan hukum secepatnya,” kata dia.
Dia mengatakan, mahasiswa akan terus menggalang dukungan untuk aksi lebih besar, jika tuntutannya tidak dipenuhi. Protes terhadap kasus KDRT sebelumnya juga pernah dilakukan mahasiswa. Mereka mendatangi rumah dinas Wakil Wali Kota, Joko Prasetyo. Namun, Joko Prasetyo tidak menemui mereka.
Ketua DPRD Kota Magelang, M. Hasan Suryoyudho, kembali mengatakan dewan akan mengagendakan pertemuan khusus untuk membahas kasus KDRT. “Kami melihat perkembangan kasus setiap detik. Nanti diagendakan pertemuan bersama pimpinan dewan sesuai mekanisme yang ada,” katanya.
Wakil Ketua DPRD Kota Magelang, Titiek Utami, mengatakan, Dewan akan membahas kasus KDRT bersama pimpinan dewan dan ketua fraksi pada awal Januari. “Kami juga akan memanggil Wakil Wali Kota dan istrinya untuk meminta penjelasan tentang kasus ini,” katanya.
Siti Rubaidah dipukul Joko Prasetyo secara berulang-ulang dengan menggunakan sandal di hadapan putri sulungnya, 9 November lalu. Ia kemudian melaporkan kasus KDRT itu ke Kepolisian Resor Kota Magelang. Joko Prasetyo ditetapkan sebagai tersangka pada pertengahan Desember lalu.
SHINTA MAHARANI