TEMPO.CO, Surabaya - Deklarasi pencalonan Ketua Muslimah Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa sebagai calon Gubernur Jawa Timur tertunda. Padahal, ia sempat mengatakan, deklarasi akan digelar 22 Desember 2012. Khofifah beralasan, ia belum bersilaturahmi dengan "komandan" di Jawa Timur, yaitu para kiai dan tokoh penting. "Tidak etis kalau saya men-declare sebelum silaturahmi dengan yang punya power di Jawa Timur," kata Khofifah seusai menjadi pembicara dalam seminar Nasional Kepemimpinan di IAIN Sunan Ampel, Surabaya, Kamis, 20 Desember 2012.
Khofifah menuturkan sudah berkomunikasi dengan kalangan "akar rumput". Bahkan, pendekatan dengan elite Jakarta pun terus berjalan. Hanya, ia merasa belum lengkap jika tak bicara dengan para tokoh di Jawa Timur, yang disebut komandan oleh Khofifah. Deklarasi kemungkinan baru dilakukannya pada Januari 2013 mendatang.
Soal siapa pendampingnya, Khofifah masih juga bungkam. Saat disodori nama Saifullah Yusuf, yang sama-sama berasal dari ormas Islam terbesar di Jawa Timur, Nahdlatul Ulama, Khofifah tidak mau banyak komentar. "Itu wacana, baru saya dengar hari ini. Janganlah Sampeyan membuat opsi-opsi," ujarnya.
Ditanya soal kehadirannya bersama Bambang Dwi Hartono di seminar itu, Khofifah hanya mengatakan, kedatangan keduanya atas undangan panitia.
Khofifah juga meragukan hasil survei Presisi Poll, yang menempatkannya di urutan ketiga calon gubernur terpopuler setelah Soekarwo dan Saifullah Yusuf. Menurut dia, sampling 15 orang tidak bisa mewakili 32 juta pemilih dari 40 juta penduduk Jawa Timur. Keterpengaruhan kiai juga tidak bisa dijadikan dasar untuk memilih koresponden dari total 6.000 pesantren se-Jawa Timur. Ia khawatir survei ini hanya akan memecah integrasi antar-ulama NU.
AGITA SUKMA LISTYANTI