TEMPO.CO, Garut - Polisi menjaga ketat berlangsungnya rapat paripurna Panitia Khusus Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Garut, Jawa Barat, Rabu, 19 Desember 2012.
Siang ini, Pansus DPRD tersebut akan menentukan nasib Bupati Garut Aceng Fikri terkait dugaan skandal pernikahannya dengan Fany Octora. Fany, yang masih di bawah umur, hanya dinikahi Aceng selama empat hari dan diceraikan melalui pesan pendek. Pansus akan memutuskan apakah Aceng melanggar sumpah dan janji jabatan.
Ratusan personel keamanan terlihat berjaga di sekitar lingkungan pemerintahan Kabupaten Garut. Bahkan mereka dilengkapi dengan senjata api laras panjang.
Polisi juga menutup total akses jalan menuju kawasan pemerintahan. Polisi membentangkan kawat berduri sekitar satu kilometer di jalan menuju ke gedung DPRD. Seperti di Jalan Pembangunan, Simpang Lima, dan Jalan Patriot, Kecamatan Tarogong Kidul. Tak hanya itu, kendaraan yang menuju pusat kota juga dialihkan menuju jalur alternatif melalui Terminal Guntur.
Kapolres Garut, Ajun Komisaris Besar Polisi Umar Surya Fana, mengatakan, jumlah personel polisi yang diterjunkan sebanyak 870 orang. Dari Polres Garut 550 orang, 220 dari Dalmas Polda Jawa Barat, dan 150 dari satuan Brimob Polda Jawa Barat.
Menurut dia, pengamanan ini untuk menjaga stabilitas keamanan di Garut. Selain itu, untuk memberikan keamanan kepada para wakil rakyat agar dapat bekerja dengan tenang. Apalagi, dalam beberapa pekan terakhir ini, banyak aksi unjuk rasa pro dan kontra terhadap Bupati. "Kita memberikan jaminan kemanan kepada Dewan biar proses ini berjalan apa adanya sesuai dengan aturan hukum yang berlaku dan tidak dalam posisi ditekan," ujarnya, Rabu, 19 Desember 2012.
Enam kompi dari TNI juga ikut diterjunkan. Mereka berjaga di luar lingkungan pemerintahan. Para personel TNI yang membawa senjata api laras panjang ini berada di sejumlah obyek vital dan wilayah perkotaan, seperti di SPBU.
Perbuatan Bupati Aceng juga menimbulkan amarah. Selama tiga pekan terakhir ini, warga Garut terus melakukan unjuk rasa. Mereka menuntut Bupati Aceng mundur dari jabatannya. Alasannya, Aceng telah melecehkan perempuan dan mempermalukan warga Garut. Selain Fany, Bupati Aceng juga sempat menikahi gadis Karawang.
Tak hanya itu, Bupati Aceng juga tersangkut kasus penipuan dan pemerasan terhadap calon Wakil Bupati Garut, Asep Rahmat Kurnia Jaya. Asep dimintai uang sebesar US$ 25 ribu atau sekitar Rp 230 juta sebagai jaminan untuk menggantikan posisi Dicky Chandra, yang mengundurkan diri. Namun Aceng mengingkarinya dengan memilih calon wakil bupati lain. Kasus tersebut kini tengah diusut Kepolisian Daerah Jawa Barat.
SIGIT ZULMUNIR