TEMPO.CO, Surabaya - Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin, mengunjungi lokalisasi Kremil di kawasan Jalan Tambak Asri, Surabaya, Jawa Timur. Din berkunjung untuk melihat aset salah satu mucikari Kremil yang dibebaskan oleh warga Muhammadiyah untuk dijadikan tempat usaha atau rumah tangga biasa.
Din memberikan tausiah kepada 100 PSK dan Ibu rumah tangga yang berada di RW 6 dan RW 9 Kelurahan Morokrembangan, Tambak Asri. Ia juga memberikan penyuluhan HIV-AIDS dan pengobatan gratis. Untuk mendukung PSK yang ingin keluar dari profesi berisiko tinggi tersebut, Muhammadiyah memberikan kompensasi pembinaan modal senilai Rp 5 juta.
"Saya cukup bersyukur bahwa mayoritas pekerja seks komersial di lokalisasi Kremil, Tambak Asri ini banyak yang ingin keluar dari dunianya dan mencari penghidupan yang halal," kata Din, seusai berdialog dengan para PSK Kremil di Masjid Al Islam, Jalan Tambak Asri, Surabaya, Selasa, 18 Desember 2012.
Ia mengaku terharu sebagian besar PSK memilih beralih ke profesi yang lebih baik. "Tadi ada salah satu PSK yang berbicara kepada saya, ada yang menyebut dirinya sebagai wanita harapan. Artinya, ada niatan dari mereka untuk menjadi orang yang lebih baik. Lebih baik menjadi mantan PSK daripada mantan orang baik," kata Din.
Muhammadiyah, kata Din, mengajak semua elemen masyarakat dan pemerintah untuk menuntaskan bersama problem sosial yang terjadi di sekitar lingkungan. "Masalah PSK ini tidak hanya masalah individu, melainkan masalah kita bersama. Makanya saya mengajak seluruh lapisan masyarakat, ormas-ormas, dan pemerintah, termasuk Muhammadiyah, untuk bekerja sama mengentaskan masalah sosial ini," kata Din.
Seperti diketahui, Pemkot Surabaya dan Pemprov Jawa Timur sedang mengentaskan dan memulangkan PSK di Surabaya. Setiap PSK mendapat kompensasi Rp 3 juta untuk modal usaha usai mendapat pembinaan selama tiga bulan.
SONY WIGNYA WIBAWA