TEMPO.CO , Jakarta:Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk. Kiswodarmawan menyatakan perseroan telah menunjuk Universitas Indonesia sebagai pengkaji tarif monorel yang ingin disesuaikan dengan kemampuan masyarakat. "UI kami tugasi mesurvei selama tiga bulan," kata Kiswo di kantornya, Sabtu, 15 Desember 2012.
Menurutnya, survei ini bakal selesai pada Februari mendatang. Setelah hasil survei didapatkan, perseroan dapat memperkirakan pendapatan yang bisa dikumpulkan dari penjualan tiket dan bisa menghitung perkiraan biaya. Sehingga, nilai yang diajukan kepada bank untuk pinjaman pembiayaan dan perkiraan skema pembayaran jadi lebih riil.
"Bank juga kami harapkan tidak pakai rate yang terlalu komersial, jadi semua tergantung Bank dan hasil kajian," kata dia.
Proposal yang diajukan oleh Adhi Karya kepada Pemda DKI Jakarta adalah pembangunan monorel sekitar sepanjang 50 kilometer. Pembangunan dimulai di luar wilayah Jakarta seperti Bekasi dan Cibubur yang masing-masing berkontribusi dalam kemacetan di DKI Jakarta sebesar 30 persen.
Wilayah tersebut juga dipilih karena tidak dilalui oleh rel kereta api, sehingga pembagian jatah kendaraan umumnya lebih tertata. Dari Bekasi dan Cibubur monorel akan tersambung langsung ke Cawang, yang menjadi lokasi sentral untuk berpindah jalur. Jalur-jalur dari Cawang tersebut langsung terhubung ke lokasi-lokasi bisnis di Jakarta mulai dari Kawasan Kuningan hingga Bundaran Hotel Indonesia.
Dalam proyek ini, Adhi Karya membawaPT INKA, PT Len Industri, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk sebagai konsorsium BUMN untuk menggarap proyek ini.Ia yakin, jika disetujui proyek yang ia ajukan ini bisa membantu pemerintah mengurangi kemacetan di DKI Jakarta.
GUSTIDHA BUDIARTIE