TEMPO.CO , Jakarta - Proses pernikahan yang dilakukan Bupati Garut Aceng HM Fikri dengan mantan istrinya Fanny Octora, 18 tahun, dianggap sudah sesuai dengan prosedur pernikahan di Indonesia.
“Apa yang salah dengan nikahnya Aceng, saksinya ada, keluarganya ada, begitupun orang tuanya, kalau pun mau diceraikan, itu haknya dia,” ujar Eggy Sudjana, pengacara Bupati Aceng saat dikonfirmasi, Rabu, 12 Desember 2012.
Menurut Eggy, pernikahan singkat empat hari yang dilakukan kepala pemerintahan kota dodol tersebut merupakan hak individu yang bersifat privasi seseorang. Sehingga apa yang dilakukan Aceng bukan menjadi konsumsi penting buat publik. “Jangankan empat hari, satu hari pun kalau Aceng mau menceraikan terserah dia,” kata dia.
Eggy menegaskan semua proses pernikahan yang dilakukan kliennya sah dan tidak bertentangan dengan hukum Indonesia. “Semuanya berjalan sesuai hukum,” ujarnya. Sementara mengenai perceraiannya, ia menyatakan hal tersebut lumrah dalam bingkai biduk rumah tangga sepasang suami istri. “Banyak kok yang cerai anak-anak usia 20 tahunan saat ini, kan tidak banyak yang dipersoalkan,” kata dia.
Bukan hanya itu, pemberian mas kawin Rp 100 juta berikut uang jaminan sebesar Rp 250 juta sesaat penceraian merupakan bentuk tanggung jawab Aceng terhadap mantan istrinya. “Kalau tidak bertanggung jawab yang sudah diceraikan ya tidak diurus, ditelantarkan dan sebagainya, ini kan tidak,” kata dia.
Eggy mengatakan, tingginya animo masyarakat menyimak perceraian Aceng kata dia merupakan ulah media semata. Hal ini dianggap berlebih sebab dalam di satu sisi masih banyak persoalan anak bangsa yang belum ditangani pemerintah secara serius. “Kasus pemerkosaan TKW oleh Polisi itu lebih besar menyangkut martabat bangsa, harusnya SBY dan pejabat negara lebih serius menangani itu,” ujarnya.
Dalam kasus Aceng, Eggy berharap semua warga mampu melihat persoalan lebih jernih sehingga mampu menjaga situasi kondusif di kabupaten Garut, tempat dimana Aceng memimpin sebuah pemerintahan. “Aceng itu punya massa yang riil karena dia bukan berangkat dari partai tapi dari independen,” ujarnya.
JAYADI SUPRIADIN
Berita terpopuler lainnya:
Penghina Habibie: LB Moerdani Itu Kawan Dekat Saya
Hina Habibie, Mengapa Eks Menteri Malaysia Ogah Minta Maaf?
Menghina Habibie, Ini Tujuan Zainudin Maidin
Begini Penghina Habibie Respons Protes DPR
Alasan Eks Menteri Malaysia Hina Habibie