TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Evaluasi dan Diseminasi, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Wisler Manalu buka mulut soal kasus korupsi kompleks pendidikan olahraga nasional di Bukit Hambalang, Sentul, Bogor. Ia menyatakan ide perluasan proyek tersebut datang dari mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Alifian Mallarangeng.
"Mungkin maksud beliau itu supaya makin besar arenanya, khususnya untuk pelatihan-pelatihan atlet junior maupun senior," kata Wisler seusai diperiksa di Komisi Pemberantasan Korupsi, Rabu malam, 12 Desember 2012.
Wisler mengakui ide tersebut membuat proyek yang awalnya ditaksir berbiaya Rp 200 miliar membengkak menjadi Rp 1,2 triliun. "Pasti (anggarannya naik) karena gedung, arena, dan daya tampungnya semakin besar dan banyak," ujarnya.
Andi Mallarangeng ditetapkan tersangka lantaran diduga menyalahgunakan kewenangan dalam proyek tersebut. Deddy Kusdinar, mantan anak buah Andi di Kementerian Olahraga lebih dulu ditetapkan tersangka.
Pernyataan serupa juga pernah diungkapkan Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (nonaktif), Wafid Muharam. Menurutnya, ide Andi muncul setelah sertifikat Hambalang rampung pada 2010.
"Nah, berkembanglah ide (Hambalang) bukan hanya untuk sekolah, tapi juga untuk diklat (pendidikan dan pelatihan). Idenya Pak Menteri," ujar Wafid melalui koleganya, Selasa, 29 Mei 2012.
Korupsi pembangunan kompleks pembinaan atlet nasional ini terungkap saat mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin buka suara. Nazar menuding proyek itu sudah dimainkan oleh Andi Mallarangeng dan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
Menurut Nazar, Anas mendapat imbalan Rp 50 miliar yang digunakan sebagai dana pemenangan dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung tahun 2010. Sedangkan Andi mendapat Rp 20 miliar. Ada lagi Rp 30 miliar mengalir ke Komisi Olahraga DPR. Namun semua pihak membantah tudingan Nazar tersebut.
Meski begitu, Wisler yang juga disebut-sebut terlibat dalam kasus ini, menganggap ide politikus Demokrat tersebut cukup baik. Sebab, gedung Hambalang yang awalnya untuk menampung atlet remaja juga bisa menjadi tempat bagi atlet senior. "Saya kira itu wajar-wajar sajalah," ujarnya.
TRI SUHARMAN