TEMPO.CO, Sukabumi - Dua korban tewas tanah longsor di penambangan emas Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sudah teridentifikasi. Keduanya adalah seorang gurandil (penambang emas liar) bernama Yanto, 21 tahun, warga Kampung Pasirceuri, Desa Cibenda, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, dan Aep, 45 tahun, warga Kampung Cireksa RT 03/02, Desa Cibenda, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi. Sementara satu korban tewas lainnya masih belum teridentifikasi.
Berdasarkan catatan Badan Search and Rescue Daerah (Basarda) Kabupaten Sukabumi hingga Selasa sore, 11 Desember 2012, korban yang berhasil dievakuasi baru 10 orang. Tiga di antaranya ditemukan tewas, sisanya mengalami luka serius dan ringan. Masing-masing korban yang mengalami luka masih dalam perawatan medis.
"Baru ada 10 korban yang ditemukan. Tiga tewas dan sisanya mengalami luka serius karena tertimbun longsor," kata Ketua Basarda Kabupaten Sukabumi, Okih Fajrie, saat dihubungi melalui telepon, Selasa 11 Desember 2012.
Menurut Okih, jumlah korban yang tertimbun sejauh ini masih belum bisa dipastikan. Namun diperkirakan masih ada korban lainnya. Pencarian korban melibatkan puluhan aparat TNI dan Polri serta relawan.
Besok, pencarian akan melibatkan tim dari Basarnas. Pencarian hari ini dihentikan karena cuaca buruk. Hujan deras turun, sehingga dikhawatirkan ada tanah longsor susulan.
Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi, Usman Susilo, menambahkan operasi pencarian terus dilakukan di beberapa titik. Pencarian dilakukan secara manual dengan berbagai peralatan seadanya. Sebab, kendaraan alat berat tidak dapat diturunkan karena lokasi berada di perbukitan. "BPBD telah membantu mengenai logistik tim pencari. Kami juga meninjau bencana alam lainnya yang terjadi di Kecamatan Cisolok," katanya.
DEDEN ABDUL AZIZ
Berita Terpopuler:
Habibie Pengkhianat Bangsa, Ini Tulisan Lengkapnya
SBY Marah, Alex Noerdin di Amerika Serikat
Disebut Pengkhianat Bangsa, Habibie Center Santai
Partai Demokrat Digerogoti Anak Kos
Joko Widodo Tundukkan Sutiyoso