TEMPO.CO, Jakarta -- Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi, berang dengan sikap Bupati Garut Aceng HM Fikri yang menjatuhkan talak dan cerai kepada Fany Octora dengan alasan Fany sudah tak perawan.
"Enggak bisa, dong, kayak gitu. Itu pelanggaran HAM," kata Nafsiah di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin, 10 Desember 2012. "Emang kenapa (kalau enggak perawan)? Keperawanan itu, kan, bukan suatu hal yang mutlak. Artinya dia (Aceng) hanya cari-cari alasan."
Karena sikap Aceng itu, Nafsiah berharap Aceng, sebagai pejabat negara, harus mendapatkan pelajaran pendidikan seks. "Harus diajari itu. Bukan hanya pendidikan seks, tapi segala macam," ujar Nafsiah. "Pejabat yang lain sudah, cuma dia aja yang belum. Tapi kalau dia mau kawin-cerai, sama aja."
Sebelumnya, Aceng mengatakan tidak menjatuhkan talak dan cerai kepada Fany secara semena-mena. Menurut Aceng, ada alasan dirinya menceraikan perempuan berusia 18 tahun itu. Salah satunya tak mesti diketahui publik. Namun, beredar kabar bahwa Aceng menganggap Fany sudah tak perawan.
Selain itu, Aceng menganggap sudah tidak ada lagi kecocokan dalam hal yang sangat prinsipil. Alasan berikutnya adalah karena Aceng merasa dibohongi. Sebelum menikah dengan Fany, Aceng mengaku memang meminta dicarikan pendamping hidup. "Yang saya tahu, dia itu santriwati, akidahnya bagus. Jadi, saya pikir ini orang baik, makanya saya mau," ujar Aceng.
Namun, yang didapati Aceng justru kebalikannya. Setelah menikah, Aceng mengatakan ternyata Fany tidak mondok (menginap di pondok pesantren), melainkan hanya sekolah di pesantren atau sama seperti bolak-balik dari rumah ke sekolah. "Saya ditipu," kata dia.
PRIHANDOKO
Berita lain:
Bupati Aceng Nikahi Shinta, Pestanya Meriah
Bupati Aceng Bantah Terima Uang Pelicin
Bupati Aceng Dicecar 30 Pertanyaan
Kasus Suap Bupati Aceng juga Ditangani PTUN
Bupati Aceng Dikonfrontasi dengan Saksi Suap
Bupati Aceng ''Ditawari'' Wanita-wanita Ini