TEMPO.CO, Bangkalan - Aksi pendudukan kantor KPU Kabupaten Bangkalan dilakukan pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati KH Imam Buchori Cholil-Zainal Alim (Imam Zain) sejak hari jumat lalu. Tidak hanya menyebabkan tahapan pilkada terganggu, seluruh aktivitas perdagangan dan wirausaha di sepanjang Jalan Kapten Syarifi terhenti total dan merugi.
Mulai usaha otomotif, toko pakaian, hingga penjual makanan ringan memilih menutup usaha karena khawatir terjadi kerusuhan akibat penyegelan kantor KPU tersebut. "Jalan ditutup total, tidak ada kendaraan lewat, saya tidak bisa buka usaha," kata Ayub, 30 tahun, pemilik bengkel motor, Minggu 9 Desember 2012.
Ayub berharap pendudukan kantor KPU cepat selesai. Agar bisa kembali membuka bengkelnya. "Yang penting bagi saya tidak anarkis, saya khawatir kalau rusuh ada penjarahan dan pengrusakan," ujanya.
Namun unjuk rasa ribuan orang itu juga membawa berkah bagi pedagang kecil, pemilik warung kopi, pedagang bakso, toko klontong dan jenis dagangan kaki lima lainnya. "Masih siang sudah habis, banyak pendemo lapar," kata Kiki, 25 tahun, penjual bakso keliling.
Hal serupa juga dirasakan Misnati, penjual kopi. Sejak aksi demo jumat lalu hingga hari ini, 10 kilogram bubuk kopinya habis. Saat massa usai berdemo, warung Misnati jadi tempat kongko pendemo. "Walau warung ramai, waswas juga, takut rusuh," ujarnya.
Sementara itu, pantauan di kantor KPU Bangkalan Minggu sore, jumlah massa imam zain terus bertambah. Diperkirakan mencapai 700 orang. "Kami memang sengaja datangkan, supaya tidak kalah jumlah dengan petugas yang mau membubarkan paksa kami," kata Mahmudi, koordinator massa Imam Zain.
Polisi justru menarik satu satuan setingkat kompi dan hanya menyiagakan satu unit mobil meriam air.
MUSTHOFA BISRI