Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bupati Garut Aceng Fikri Dinilai Gagal Bangun Etika Politik

Editor

Grace gandhi

image-gnews
Bupati Garut Aceng HM Fikri (kedua kiri) saat melakukan pernikahan dengan Fany Octora (ketiga kiri). regional.kompas.com
Bupati Garut Aceng HM Fikri (kedua kiri) saat melakukan pernikahan dengan Fany Octora (ketiga kiri). regional.kompas.com
Iklan

TEMPO.CO , Bandung: Budayawan, Ahmad Gibson Albustomi, menilai Bupati Garut Aceng HM Fikri yang ditimpa kasus nikah kilat sehingga menuai protes dari berbagai kalangan merupakan bentuk kegagalan dalam membangun strategi dan etika politik dalam pemerintahannya. Maka dari itu, ia menghimbau agar Bupati Garut tersebut segera “tahu diri” dan mengambil keputusan untuk segera turun jabatan.

“Kalau situasinya sudah begini, sebetulnya masyarakat tidak perlu minta-minta Aceng Fikri turun dari jabatannya, harusnya bupati yang bersangkutan itu nyadar diri, dia harus turun jabatan dengan kesadaran dirinya sendiri,” kata penulis buku Filsafat Manusia Sunda ini saat ditemui di kawasan UIN Sunan Gunung Djati, Senin, 3 Desember 2012.

Menurut budayawan yang akrab disapa Baba Icon ini, tradisi memiliki banyak isteri bagi seorang pejabat bukan lagi menjadi sesuatu yang lumrah, apalagi di era modern saat ini. “Banyak pejabat yang melakukan hal serupa, Fikri pasti sedang bernasib sial karena tindakannya ketahuan publik, kemudian menghadapi protes sana sini,” ujar dia.

Meski reaksi masyarakat kelihatan cukup keras dalam menyatakan protes terhadap Aceng, namun dia pesimistis reaksi ini akan membuat perubahan besar, bahkan sampai membuat Aceng turun jabatan. “Mereka (pejabat) berasumsi bahwa masyarakat akan segera lupa,” katanya.

Menurut Gibson, ini disebabkan manusia yang masih berada dalam posisi tidak jelas dari segi konsep dan pemikirannya. Ada kontradiksi antara paradigma yang dibangun dengan fakta yang ada. Misalnya, banyak yang menganggap orang-orang sunda itu terbuka dan egaliter, tapi nyatanya konflik-konflik agama yang terjadi, terutama konflik agama berada di kawasan sunda.

Berdasarkan kajiannya terhadap pemikiran budayawan Sunda, Hasan Mustafa, serta sejumlah penelitian mengenai karakteristik masyarakat sunda, ia tidak sepakat bahwa masyarakat Sunda itu bersifat terbuka dan egaliter seperti yang digembar-gemborkan orang-orang.

“Orang Sunda punya sikap ketidakpedulian dan cenderung individualis dalam artian hanya peduli pada keluarga batih alias keluarga dekatnya saja. Selain itu, ada esklusifitas dalam masayrakat sunda dan itu menjadi seuatu yang dibanggakan,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terkait respon masyarakat ini, Dosen Teologi UIN Sunan Gunung Djati, Bambang Q Anees, menilai pada dasarnya masyarakat sunda cinta damai dan mengutamakan situasi harmoni. Ini membuat masyarakat cenderung menghindari konflik, bahkan mengabaikannya. Pesimisme Ahmad Gibson menjadi logis mengingat situasi karakteristik masyarakat sunda ini.

Maka dari itu, ia berharap akan terus ada kajian dan penyadaran kepada masyarakat sunda tentang perubahan sikap dan karakteristiknya menjadi lebih positif.

“Kami harus mengakui masa lalu masyarakat sunda yang kelam, setelah itu, lakukanlah sesuatu untuk mengubahnya, jangan biarkan kita pasrah mewarisi sikap dan pemikiran jelek di masa lalu,” kata dia.

SONIA FITRI



Berita Terkait:
Mendagri: Bupati Garut Aceng Melanggar Etika 

Bupati Garut Aceng Klaim Sudah Damai dengan Fany 

Mendagri Kirim Tim Pantau Bupati Garut Aceng 

SBY Minta Mendagri Pantau Bupati Garut

Bupati Aceng: Mas Kawin untuk Fany, Spesial

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

3 hari lalu

Ilustrasi pasangan cemburu. Freepik.com
10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.


Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

6 hari lalu

Aktor dan produser Johnny Depp hadir dalam sesi pemotretan untuk mempromosikan film dokumenter
Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.


Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

8 hari lalu

Dan Schneider, mantan produser Nickelodeon. Foto: YouTube DanWarp
Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.


Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

9 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.


Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

11 hari lalu

Wakil Ketua KPK, Nurul Gufron, Sekjen KPK, Cahya Hardianto Harefa, Direktur Penindakan Asep Guntur Rahayu (kiri) dan juru bicara KPK, Ali Fikri (kanan), menghadirkan 15 orang petugas Rutan KPK resmi memakai rompi tahanan, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 15 Maret 2024. TEMPO/Imam Sukamto
Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.


Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

22 hari lalu

Rektor nonaktif Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno didampingi kuasa hukumnya usai menjalani pemeriksaan dugaan kasus pelecehan seksual di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis, 29 Februari 2024. Dalam keteranganya, tudingan adanya pelecehan seksual tersebut hanya asumsi karna tidak ada bukti yang sah, ia juga mengaku kasus ini bagian dari politisasi menjelang pemilihan rektor. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan


Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

27 hari lalu

Ilustrasi Pelecehan Seksual. govexec.com
Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan


Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

28 hari lalu

Rektor nonaktif Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno alias ETH, 72 tahun, saat tiba di Polda Metro Jaya, Kamis, 29 Februari 2024. Foto: ANTARA/Ilham Kausar
Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual


Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

28 hari lalu

Demonstran membakar kayu dan kardus di depan Gedung Rektor Universitas Pancasila, saat demonstrasi menolak rektor yang diduga mmelakukan pelecehan di Lenteng Agung, Jakarta, 27 Februari 2024. TEMPO/Jati Mahatmaji
Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.


Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

29 hari lalu

Sekretaris YPPUP Yoga Satrio didampingi Plt Rektor Universitas Pancasila Sri Widyastuti (tengah) dan Warek IV Diennaryati Tjokrosuprihatono saat jumpa pers di lantai 2 Gedung Rektorat Universitas Pancasila, Kampus Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa, 27 Februari 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

Yayasan Universitas Pancasila meminta rektor nonaktif ETH kooperatif menjalani proses di kepolisian dalam kasus dugaan pelecehan seksual