TEMPO.CO, Ternate - Kota Ternate menjadi wilayah paling tinggi dengan pengidap HIV/AIDS dibandingkan dengan daerah lain di Provinsi Maluku Utara. Hingga tahun 2012, setidaknya terdapat 86 kasus.
Berdasarkan data Komisi Penangulangan AIDS (KPA) Maluku Utara tahun 2012, lebih dari setengah penderita HIV/AIDS ditemukan di Kota Ternate. Jumlah 86 kasus tersebut merupakan yang tertinggi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Sekretaris KPA Provinsi Maluku Utara Rumi Abdulatif menjelaskan, di Maluku Utara, pengidap HIV/AIDS tercatat mencapai 182 kasus, yang tersebar di sembilan kabupaten/kota.
Setelah Kota Ternate, Kabupaten Halmahera Utara menempati urutan kedua dengan 58 kasus. Kemudian Halmahera Selatan 14 kasus, Kepulauan Sula 11 kasus, Kota Tidore Kepulauan sembilan kasus, dan Kabupaten Kepulauan Morotai empat kasus. Sedangkan Kabupaten Halmahera Barat dan Kabupaten Halmahera Timur masing-masing satu kasus.
"Hanya Kabupaten Halmahera Tengah masih dinyakatan bebas HIV/AIDS. Tapi bukan berarti tidak ada HIV/AIDS karena penyakit ini tetap berpotensi mengancam," kata Rumi kepada Tempo, Sabtu, 1 Desember 2012.
Rumi mengatakan, ancaman HIV/AIDS di Maluku Utara paling banyak terjadi pada kalangan usia produktif, yakni 20-29 tahun dan 30-39 tahun. "Ini memperlihatkan bahwa generasi muda kita rentan terkena serangan penyakit ini," ujar Rumi.
Wali Kota Ternate Burhan Abdurahman mengatakan, untuk mengurangi penyebaran penyakit HIV/AIDS, Pemerintah Kota Ternate telah membuat peraturan daerah (perda) tentang HIV/AIDS. Perda tersebut dilengkapi sanksi atas praktek prostitusi. ”Apalagi diketahui penyebaran penyakit HIV/AIDS paling banyak melalui praktek prostitusi,” ucapnya.
Pemerintah Kota Ternate, kata Burhan, sejak lima tahun lalu sudah melakukan upaya penekanan penyebaran penyakit HIV/AIDS. Saat ini akan dilakukan lagi upaya membangkitkan kesadaran anak muda sejak dini tentang bahaya penyakit tersebut. "Kami akan merancang materi muatan lokal tentang HIV/AIDS untuk diajarkan di sekolah," tutur Burhan.
BUDHY NURGIANTO