TEMPO.CO, Jakarta -- Meirika Franola alias Ola menghasilkan banyak uang dari hasil perdagangan narkotik bersama suaminya, Tajudin alias Tony alias Mouza Sulaiman Domala. Seperti dikutip majalah Tempo edisi 3 September 2000, Ola mendapat penghasilan US$ 200 untuk setiap kali mengirim kurir ke luar negeri. Uang itu didapat dari potongan upah kurir, yang mencapai US$ 3.000.
Keruan saja kehidupan ekonomi Ola juga melonjak. Pasangan Ola-Tony mengontrak dua rumah sekaligus di kawasan Bogor dan Cinere, Jawa Barat. Bak ada gula ada semut, beberapa kerabat yang kesulitan meminta bantuan kepada Ola, di antaranya dua sepupu Ola, yakni Rani Andriani, 25 tahun, dan Deni Setia Maharwan, 28 tahun.
Rani alias Melisa Aprilia, yang pernah bekerja sebagai pelayan restoran, meminjam uang Rp 5 juta untuk melunasi utangnya pada sebuah bank. "Saya tidak punya uang untuk membantu Rani. Saya lalu bilang ke suami saya. Akhirnya, Rani pun ikut dalam "bisnis" ini," kata Ola. Dari setiap pengiriman serbuk setan itu, Rani memperoleh honor lebih dari Rp 1 juta. Tugas pertamanya adalah mengantar heroin ke Bangkok.
Akan halnya Deni, pria yang sempat menjadi lurah di Cianjur, bergabung dengan Ola lantaran telanjur dipinjami uang Rp 20 juta oleh Tony. Akhirnya, Deni turut menjadi kurir. Sebelum tertangkap, Deni telah enam kali memasukkan narkotik dari luar negeri.
Baru pada 12 Januari 2000, petualangan Ola berakhir di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkerang. Aksi Ola dan dua sepupunya yang menyelundupkan serbuk putih dan bubuk kuning tercium petugas Kepolisian Daerah Metro Jaya. Sebelumnya, rantai hitam mereka terkuak setelah polisi meringkus pelaku narkotik di Cianjur.
IRFAN BUDIMAN | YANDI MR
Baca juga:
Kisah Ola 1: Jalan Berliku Gadis Cianjur
Kisah Ola 2: Terpesona Pedagang Pakaian
Kisah Ola 3: Magic dan Kedok Suami
Kisah Ola 4: Dari Kurir Jadi Drug Trafficker
Suami Ola Ditembak Mati di Depan Henri Yoso
Penangkapan Ola dan Suaminya Bak Film Hollywood