TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta merencanakan penambahan wahana baru di Taman Pintar. Bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi, wahana itu bertujuan meningkatkan pemahaman mengenai antikorupsi kepada anak-anak.
“Bulan depan kemungkinan ada tim dari KPK datang untuk meninjau,” kata Kepala Kantor Pengelolaan Taman, Ita Rustanti, Ahad, 4 November 2012.
Gagasan wahana antikorupsi itu muncul setelah Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, menawarkan kepada Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja untuk membuka stan permanen saat pembukaan “Integrity Fair” di Taman Pintar, Jumat lalu. Menurut Ita, setelah acara itu, muncul komitmen bersama untuk merealisasi tawaran tersebut.
Wali Kota Haryadi Suyuti, dalam acara itu, mengatakan lebih senang menilai tawaran ini sebagai sebuah bentuk kerja sama antara Pemerintah Kota Yogyakarta dan KPK dalam mensosialisasi gerakan pencegahan korupsi. Sebab, Taman Pintar merupakan tempat rekreasi bagi anak yang berisi wahana edukatif, sehingga kesadaran akan antikorupsi bisa ditanamkan kepada anak sejak usia dini.
Taman Pintar kini memiliki 55 wahana rekreatif dan edukatif bagi anak-anak, baik wahana berukuran besar maupun kecil. Wahana terakhir yang dibangun di taman tersebut adalah planetarium, yang menyediakan pengetahuan tentang angkasa luar bagi anak.
Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja mengatakan Taman Pintar adalah tempat yang tepat untuk membangun kesadaran antikorupsi bagi anak-anak. Jika gagasan itu terwujud, wahana antikorupsi itu merupakan stan permanen pertama bagi KPK.
Sejumlah permainan antikorupsi diperkenalkan KPK dalam “Integrity Fair” di Taman Pintar Yogyakarta, Jumat-Ahad kemarin. Dengan tujuan memperkenalkan bahaya korupsi dan membangun kesadaran antikorupsi di kalangan anak, cara memainkannya terbilang mudah.
“Ayo Temukan Sang Koruptor!” adalah salah satunya. Permainan itu berupa selembar kertas bergambar labirin.
Di dalam labirin, bersembunyi empat koruptor, yakni pencuri uang rakyat, pemeras rakyat, pejabat yang disuap, serta penerima gratifikasi. Dengan spidol yang telah disediakan, pemain diminta menandai jalan berliku ke arah koruptor bersembunyi.
“Koruptor itu pencuri uang rakyat,” kata Bagu Adimedika Putra, siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri Widoro Yogyakarta, setelah merampungkan permainan itu pada Jumat lalu.
Setelah dapat menemukan koruptor melalui permainan itu, pengunjung pameran diajak beramai-ramai menendang dan melempari koruptor. “Ayo Tendang Koruptor!” adalah satu jenis permainan antikorupsi yang lain.
Permainan itu berupa sebidang dinding bergambar siluet koruptor dan seekor tikus yang menenteng koper penuh uang. Di bagian tengah kedua gambar terdapat sebuah lubang seukuran roda sedan. Dalam permainan itu, peserta diminta menendang bola ke arah kedua gambar. Jika bola masuk melewati lubang, pemain berhak menerima hadiah menarik.
ANANG ZAKARIA
Berita lain:
Ke DPR, Dahlan: Saya Bawa Nyawa Saya
''Andi dan Anas Akan Mundur Sendiri''
Terduga Teroris Itu Pegawai Negeri
Tank Leopard Tiba di Jakarta Hari Ini
Risalah Rapat Pokja Hambalang Misterius