TEMPO.CO , Brisbane:Dialog antara Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan mahasiswa serta masyarakat Indonesia di Brisbane, Australia, berlangsung hangat. Menariknya, dalam temu wicara di kampus Universitas Queensland Sabtu, 3 November 2012 siang itu, seorang penanya mengangkat tema stigmatisasi kasus mafia pajak Gayus Halomoan Tambunan.
Sang penanya, Santos Halomoan, mahasiswa Indonesia di Brisbane yang mengaku sebagai teman seangkatan Gayus mempertanyakan upaya pemerintah dalam mengungkap mafia pajak. Ia menilai aparat penegak hukum masih bekerja setengah hati. "Saya masih yakin ada yang lebih bertanggung jawab dalam kasus Gayus," katanya dalam sesi tanya jawab dengan Denny Indrayana.
Akibatnya, dia melanjutkan, teman seangkatan Gayus ketiban sialnya. Mereka, menurut Santos, merasa dikorbankan dengan stigma yang melekat pada mereka. "Ini tidak fair bagi angkatan kami," katanya.
Menanggapi pertanyaan itu, Denny Indrayana membantah kalau kasus Gayus berhenti. Menurutnya penanganan sebuah kasus tidak bisa gegabah, apalagi menyangkut sebuah sindikat mafia.
"Persoalan pembuktiannya yang tidak mudah, itu saja persoalannya. Tapi itu jelas jadi masalah besar, namun bukan berarti pemerintah tidak bekerja maksimal," dia menjelaskan.
Selain soal Gayus, Denny mendapat kritik yang sama dengan saat ia berdialog di Melbourne, yakni sikapnya yang dinilai terlalu memihak pemerintah dan masalah pemberantasan korupsi yang melulu dilakukan secara top down (penindakan). "Soal memihak pemerintah, jelas kini saya berada di dalam pemerintah, tapi jangan salah kritik tetap saya jalankan namun dengan cara yang berbeda," ujarnya.
Soal pemberantasan korupsi yang masih bersifat top down, Denny berdalih kalau selama ini banyak kegiatan antikorupsi yang luput dari sorotan publik lantaran tidak seksi diliput media. Upaya-upaya pencegahan tetap rutin dilakukan KPK, "Hanya saja itu tidak menarik diberitakan, sehingga masyarakat menilai nyaris tidak ada aksi bottom up yang dilakukan di Indonesia."
SANDY INDRA PRATAMA (Brisbane)
Berita Terpopuler
Hujan, Jokowi Pantau Pintu Air Manggarai
Jakarta Selatan Siapkan Lokasi Kampung Deret
Duduki Lahan Arthaloka, 23 Orang Bersenpi Ditahan
Tiga Alasan Transjakarta Tak Maksimal Layani Warga
Transjakarta Angkut 299 Ribu Penumpang per Hari
Polisi Ringkus 6 Tersangka Pengeroyokan di Cipulir
Duduki Lahan Arthaloka, Mereka Sempat Melawan