TEMPO.CO, Semarang- Penderita virus Human Immunodeficiency dan Acquired Immune Deficiency atau HIV/AIDS di Kota Semarang mencapai 400 orang per tahun. Temuan ini berdasarkan hasil klinik Voluntary Conselling Testing (VCT) di beberapa rumah setempat.
"Tahun 2011 terdapat temuan sebanyak 426 orang, tahun ini mencapai 399 hingga pada bulan september kemarin," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Widoyono , Jumat 2 November 2012.
Menurut Widoyono, jumlah ini sangat memprihatinkan karena temuan naik dari tahun 2010 kurang lebih 350 temuan. Identitifikasi penderita yang tertular oleh virus mematikan ini berdasarkan uji klinik Voluntary Conselling Testing (VCT) di di Rumah Sakit Karyadi, Ketileng, Citarum dan Tugurejo. "Dengan mudah kami bisa mengidentifikasi para pengidap penyakit itu," katanya.
Ia berharap keberadaan Voluntary Conselling Testing (VCT) bisa menambah pengetahuan penderita atau masyarakat umum yang awalnya belum banyak tahu penanggulangan penyakit yang belum ada obatnya ini.
Setelah teridentifikasi, Dinas Kesehatan Kota Semarang langsung melakukan penanganan serta pengobatan bagi penderita yang positif tertular. "Perawatan serta terapi yang mereka dapat setidaknya bisa mencegah penyebaran virus tersebut," katanya.
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, Kemal Siregar menilai populasi penderita HIV/AIDS banyak dipengaruhi oleh kondisi daerah. Pusat industrialisasi, keramaian dan hiburan biasanya lebih rawan penularan. "Termasuk Kota Semarang yang populasinya tertinggi di Jawa Tengah," ujar Kemal.
EDI FAISOL
Berita Terpopuler:
Angelina Sondakh Akui Pertemuan di Kemenpora
Dahlan Serahkan Daftar ''Pemeras'' BUMN Senin
Bentrokan Lampung Selatan Dipicu Pelecehan Seksual?
Penyidik KPK yang Mundur Bertambah 3 Orang
Kontras: Intimidasi ke Penyidik KPK yang Mundur