TEMPO.CO, Jakarta -- Kepolisian sudah menetapkan tujuh tersangka dalam beberapa insiden teror di Poso, Sulawesi Tengah. Tiga tersangka ditangkap oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror, sementara empat orang lainnya terjaring dalam razia.
"Semua sudah dikirim ke Mabes Polri," kata Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Brigadir Jenderal Dewa Parsana, saat konferensi pers di Markas Kepolisian Resor Poso, Jumat, 2 November 2012.
Tiga terduga teroris berinisial N, S, dan F ditangkap di Desa Karola dan Desa Bhakti Agung, Kecamatan Poso Pesisir Utara, pada Rabu lalu. Seorang rekan mereka bernama Jibon tewas tertembak saat penangkapan. Densus berhasil mengamankan 15 bom rakitan, enam detonator, sebuah pistol, dan bahan pembuat bom.
Untuk empat orang lainnya yang tertangkap saat razia, Dewa tidak menyebutkan nama-nama mereka. Dalam catatan Tempo, pada razia dua pekan lalu, Kepolisian menangkap dua orang bernama Ibrahim alias Salman dan Abu Bakar. Keduanya pun ditetapkan sebagai tersangka pelaku teror.
Pada razia Rabu lalu, Kepolisian Sektor Poso Kota juga menangkap dua orang bernama Joko Santoso asal Banyumas, Jawa Timur, dan Ngadimin asal Labuan, Poso. Sumber Tempo mengatakan keduanya merupakan anggota Jamaah Anshorut Tauhid Kelompok Labuan.
Dewa mengatakan, mereka adalah kelompok teror yang memiliki jaringan di beberapa wilayah, di antaranya Poso; Solo, Jawa Tengah; Nusa Tenggara Barat, Kalimantan; dan Medan, Sumatera Selatan. Mereka diduga terkait dengan berbagai aksi teror di Sulawesi Tengah.
Aksi teror itu, menurut Dewa, berupa berbagai rangkaian penembakan dan peledakan bom. Khusus tiga orang tangkapan Densus termasuk dalam daftar pencarian orang kasus pembunuhan dua polisi di depan Bank BCA Palu pada 2011 serta pelatihan paramiliter di Gunung Biru, Tamanjeka, Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir.
Dewa menyebutkan mereka juga diduga terlibat dalam pembunuhan dua polisi di Tamanjeka bernama Brigadir Satu Andi Sapa dan Brigadir Sudirman, pertengahan Oktober lalu. Mereka juga disebut terlibat insiden penembakan warga bernama Noldi Ambo Lando di Kecamatan Lege pada Agustus 2012; peledakan bom di Kabupaten Morowali pada September 2012; penembakan Asnan Sawo di Masani, Kecamatan Poso Pesisir; peledakan bom di depan rumah pegawai dinas Pekerjaan Umum Poso, Okri Mamuaya, pada Oktober lalu; serta peledakan di kantor Pos Polisi Lalu Lintas, Bundaran Smaker, Poso Kota.
Dewa tidak menyebutkan peran para tersangka tersebut dalam berbagai insiden teror di Poso dan sekitarnya. Dewa menjelaskan bahwa mereka telah berhasil menciptakan teror dengan membuat warga resah. Bahkan aksi teror tersebut telah menyebabkan seorang warga tewas bernama Noldi.
RUSMAN PARAQBUEQ
Berita populer:
Pemicu Bentrokan Lampung Versi Penduduk
Angelina Sondakh Akui Pertemuan di Kemenpora
Jokowi Pertanyakan 3 Soal Sebelum Loloskan MRT
''2014, Jakarta Akan Mirip Shanghai''
Lima Penyidik KPK Mengundurkan Diri