TEMPO.CO, Malang- Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger (TNBTS), pengelola Gunung Semeru membantah ada gelaran peringatan Hari Sumpah Pemuda di puncak Mahameru. Aktivitas para pecinta alam memperingati sumpah pemuda di gunung tertinggi di Jawa ini atas inisiatif pribadi. "Itu inisiatif mereka sendiri," kata Kepala Balai Besar TNBTS, Ayu Dewi Utari, Kamis 1 Oktober 2012.
Menurutnya, pengelola melarang pendakian hingga puncak Mahameru. Tak hanya kali ini, kata dia, para pecinta alam kerap melanggar pendakian. Lantaran, sejak aktivitas gunung meningkat Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi merekomendasikan pendakian makimal hingga Kalimati, atau vegetasi terakhir di puncak Mahameru. "Pendaki sering melanggar," katanya.
Setiap pendaki di pos Ranu Pani, meneken surat pernyataan tak mendaki melewati Kalimati. Namun, mereka kerap melanggar dan menerobos mendaki mendekati kawah Jonggring Saloka. Selain itu, petugas Balai Besar TNBTS memasang rambu peringatan larangan mendekati puncak. "Tak mungkin menempatkan petugas berjaga setiap saat," katanya.
Pernyataan itu merujuk kasus hilangnya Mochamad Siraz Awaludin Iqbal, mahasiswa semester tiga Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya dikabarkan hilang saat turun dari puncak Mahameru, Selasa, 30 Oktober 2012. Belum diperoleh kabar hingga saat ini kondisi mahasiswa asal Dusun Demangjaya, RT IV/RW I Desa Krebet, Kabupaten Malang.
Informasi larangan disampaikan kepada para pendaki. Termasuk warga sekitar Ranu Pani Lumajang yang biasa berprofesi sebagai porter para pendaki. Sehingga, petugas tak menyangka mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang Mochamad Siraz Awaludin Iqbal hilang saat pendakian.
Kini, sebanyak 50 an relawan menyusuri jalur pendakian mencari korban hilang. Petugas menemukan jejak sapu di sekitar blank 75, sebuah jurang berkedalaman 75 meter di Kalimati atau vegetasi terakhir. Relawan terdiri dari mahasiswa, petugas Kepolisian, BASARNAS, dan potensi SAR lain.
"Pencarian tak mengalami hambatan, saat ini cuaca terang. Bagus, tak ada masalah," katanya. Petugas kesulitan mencari korban, katanya, karena diduga korban panik dan terus bergerak. Sedangkan, jika berhenti bakal memudahkan pencarian. Iqbal, katanya, merupakan pendaki pemula yang baru pertama kali mendaki gunung. Sehingga tak bisa berfikir tenang.
Juru bicara Balai Besar TNBTS, Nova Elina, mengatakan pendakian ke Gunung Semeru ramai saat lebaran dan peringatan hari kemerdekaan. Selama tiga hari, jumlah pendaki mencapai 5 ribu orang. "Tapi kunjungan hanya sampai ke Kalimati," katanya.
Total jumlah pengunjung TNBTS sepanjang enam bulan terakhir tercatat sebanyak 112.003 orang. Pengunjung didata dari empat pos meliputi Ngadas, Poncokusumo Kabupaten Malang, Ranipani Kabupaten Lumajang, Cemoro Lawang Kabupaten Lumajang dan Cemorolawang Kabupaten Probolinggo.
EKO WIDIANTO