TEMPO.CO, Lampung - Kepolisian Resor Tulangbawang merazia setiap kendaraan yang hendak masuk ke Provinsi Lampung di daerah perbatasan, Rabu, 31 Oktober 2012. Razia dilakukan untuk mengantisipasi pengerahan massa dan penyusup yang hendak bergabung dalam kerusuhan Kalianda, Lampung Selatan.
Polisi mendapati sejumlah warga membawa senjata tajam yang disimpan dalam kendaraan mereka. Belasan aparat keamanan dari polisi dan TNI menggeledah setiap kendaraan dan barang bawaan yang dibawa oleh penumpang bus dan travel yang hendak masuk ke wilayah Lampung. Mereka juga mengecek identitas pengguna jalan serta menanyai maksud dan tujuan per jalan.
“Razia akan terus dilakukan hingga situasi di wilayah Lampung Selatan benar-benar kondusif,” kata Kepala Kepolisian Sektor Simpang Pematang, Komisaris Efendi Koto.
Efendi mengatakan, warga yang kedapatan membawa senjata tajam dan barang berbahaya lainnya langsung didata dan ditahan untuk sementara hingga ada penjamin. Dia menengarai adanya pengerahan massa dari luar Lampung untuk bergabung dengan salah satu kelompok yang bertikai.
“Informasi yang kami dapatkan begitu. Kita sebagai yang bertugas di daerah perbatasan sudah menjalin kerja sama dengan polisi di Sumatera Selatan sehingga penggeledahan dilakukan secara berlapis,” katanya.
Razia juga dilakukan di sejumlah titik di wilayah Lampung, seperti di Way Kanan, Lampung Barat, Tanggamus, Lampung Utara, Lampung Timur, dan Bandar Lampung. Polda Lampung sudah memerintahkan kepolisian resor yang ada di Lampung untuk mengantisipasi pergerakan warga yang hendak bergabung ke Kalianda.
“Sudah ada perintah karena sangat dimungkinkan adanya aksi pengerahan massa dari luar,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Lampung, Ajun Komisaris Besar Sulistyaningsih.
Kerusuhan di Desa Balinuraga, Kecamatan Way Panji, yang terjadi selama dua hari, menyebabkan 14 orang tewas, sembilan luka parah, 166 rumah dibakar, serta puluhan sepeda motor dan kendaraan roda empat juga turut dibakar massa. Saat ini, kondisi di Kalianda sudah berangsur normal. Ratusan aparat keamanan dari polisi dan TNI masih berjaga-jaga di bekas lokasi bentrokan.
Seluruh warga Desa Balinuraga sudah dievakuasi ke Sekolah Polisi Negara Bandar Lampung. Desa dengan 660 kepala keluarga itu kini dikosongkan dan hanya menyisakan puing-puing rumah yang telah hangus terbakar.
“Kami sudah mengerahkan tiga tim di lokasi kerusuhan, pengungsian, dan Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan. Mereka akan bekerja selama 24 jam nonstop melakukan pendataan dan memulihkan trauma akibat perang itu,” kata Wakil Gubernur Lampung Joko Umar Said.
NUROCHMAN ARRAZIE
Berita lain:
Bentrok Susulan di Lampung, Ratusan Rumah Dibakar
Polri: Lampung Selatan Diharapkan Segera Pulih
Apa Pemicu Perang Warga Lampung?
Ribuan Warga Lampung Bentrok, Tiga Orang Tewas
Hari Sumpah Pemuda, Perang Antar-Kampung Pecah