TEMPO.CO, Yogyakarta - Gunung Merapi kembali menunjukkan aktivitas tak biasa dengan menyemburkan gas dan asap tebal pada Rabu, 24 Oktober 2012 pagi, sekitar pukul 05.55 WIB. Koordinator Relawan Merapi dari Saluran Komunikasi Sosial Bersama (SKSB) Suliyanto menuturkan semburan Marapi kali ini sedikit aneh dan berbeda dibanding dua semburan pada Agustus dan Juli lalu. “Jika biasanya tipis dan asapnya berwarna putih, sekarang kok kuning kecoklatan dan tebal. Ada juga getaran tipis,” kata Suliyanto.
Semburan itu pun sangat kentara dilihat dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Njangkrah dan Kaliurang, Kabupaten Sleman. Suliyanto yang mengamati embusan asap Merapi itu menuturkan gerakan asap mengarah ke barat dan barat laut dengan jarak semburan dari puncak 100 meter. “Tidak sampai ke Magelang. Karena hanya sekitar seperempat jam, meskipun cukup pekat,” kata dia.
Relawan pun meminta Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta segera memeriksa gejala semburan itu. “Sekarang, kok, semakin sering. Hampir setiap bulan ada aktivitas,” kata dia. Gejala itu tidak lantas membuat warga sekitar lereng bagian barat panik.
Kepala BPPTK Subandriyo menuturkan embusan Merapi pagi itu masih dalam taraf normal. Embusan asap itu juga mengakibatkan hujan abu tipis di sekitar lereng Merapi. “Tapi tidak ada peningkatan aktivitas,” kata Subandriyo. Menurut dia, embusan asap ini memang akan sering terjadi karena pasca-erupsi 2010 magma Merapi saat ini menyimpan banyak kandungan gas vulkanik yang tinggi. “Gas vulkanik ini pelepasan dari magmanya kadang berbeda, tidak stabil. kadang kuat dan kadang lemah,” kata dia.
PRIBADI WICAKSONO
Berita Terpopuler:
Ini, 10 Miliarder Indonesia 2012 Versi Forbes
Tiga Jurus Jokowi Atasi Banjir Kampung Pulo
Janda Cantik Pemilik Toko Emas Diduga Dibunuh
Naik Atap Mobil, Ahok Temui Pendemo
Jokowi Bagikan Beras di Kampung Pulo