TEMPO.CO , Poso: Santoso alias Abu Wardah diduga terlibat sejumlah teror belakangan ini. Bagaimana sosok Santoso di mata temannya?
Ketika duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Poso, Santoso dikenal sosok yang sangat jahil, suka bolos, dan malas ikut apel Senin. Namun demikian, Abdul Manan Abas yang mengaku berteman dengan Santoso dari kelas I sampai kelas III madrasah tsanawiyah, sama sekali tidak melihat adanya karakter keras berkenaan dengan pemahaman keyakinan pada diri Santoso saat itu.
“Pemahaman dasar agamanya biasa saja. Tidak tahu kalau setelah tamat tsanawiyah,” kata Manan saat ditemui di kediamannya di Poso, Ahad, 21 Oktober 2012.
Santoso diduga terlibat penembakan tiga anggota Polisi di BCA Palu pada 25 Mei 2011. Ia juga disebut sempat memimpin pelatihan teroris di Poso. Saat ini, dia paling diburu Datasemen Khusus 88 Antiteror. Santoso juga dikaitkan sebagai pentolan teroris kelompok Solo, Bojonggede, Tambora, serta Beji.
Dalam surat yang beredar di internet, Santoso mengirim surat tantangan kepada Detasemen Khusus 88 Antiteror untuk perang. Dalam surat itu, Santoso disebut sebagai Komandan Mujahidin Indonesia Timur.
Meski demikian, Manan tidak sepenuhnya yakin Santoso adalah amir atau pimpinan kelompok teroris di Poso. Pasalnya, menurut dia, rekam jejak Santoso dalam serangkaian teror di Poso belum terlalu lama. Namun, Santoso sempat menjalani vonis 4 tahun dari Pengadilan Negeri Palu, Sulawesi Tengah, atas kasus kepemilikan senjata api dan percobaan pembunuhan pada 2003.
“Saya pernah ketemu 5 kali pada awal 2011, sebelum terjadi penembakan di BCA Palu. Saya kira Santoso sudah mau berubah, karena katanya saat itu menjalankan proyek sekolah,” ujar Manan, yang merupakan anggota tim pembela muslim di Poso.
Saat terakhir ketemu, Manan melihat tubuh Santoso melar, jenggot semakin lebat, dan panjang. Sekali lagi, dia menegaskan tidak yakin jika Santoso dijadikan sebagai pemimpin kelompok teroris di Poso.
Saat ini, sosok Santoso bersama dengan kelompoknya JAT lainnya dicurigai kepolisian berada di kawasan Pegunungan Dusun Tamanjeka, Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir.
Namun demikian, Muhaimin, pengamat teroris di Poso, mengatakan kecil kemungkinan kelompok Santoso yang melakukan pembunuhan terhadap dua anggota polisi Poso. “Kalau kelompok yang melakukan, pasti ada adab-adab. Dan biasanya paling lambat dua hari, polisi sudah menangkap pelaku. Tetapi ini belum ada hasil,” kata Muhaimin.
IRFAN ABDUL GANI
Berita lain:
Al Chaidar: Teroris Sulawesi Terkenal Brutal
Keluarga Brigadir Satu Andi Sempat Tak Percaya
Anak Brigadir Sudirman Mimpi Ayahnya Selamat
Tewas Bertugas, Dua Anggota Polisi Naik Pangkat
Polisi Tewas Dikebumikan di Taman Makam Pahlawan