Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rebutan Paku Alam Panas Lagi Jelang SBY ke Yogya  

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Sri Sultan Hamengkubuwono X, raja Kasultanan Yogyakarta, didampingi istrinya GKR Hemas (tengah) dan KGPAA Paku Alam IX (kanan) sebelum membacakan Sabda Tama (pernyataan raja) di Bangsal Kencono, Kompleks Kraton Yogyakarta, Kamis (10/05). Dalam pernyataannya, Sultan menegaskan bahwa Kraton Yogyakarta dan Kraton Puro Pakualaman merupakan satu kesatuan yang utuh, dan bahwa Yogyakarta memiliki tata peraturannya sendiri meskipun telah bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. TEMPO/Suryo Wibowo
Sri Sultan Hamengkubuwono X, raja Kasultanan Yogyakarta, didampingi istrinya GKR Hemas (tengah) dan KGPAA Paku Alam IX (kanan) sebelum membacakan Sabda Tama (pernyataan raja) di Bangsal Kencono, Kompleks Kraton Yogyakarta, Kamis (10/05). Dalam pernyataannya, Sultan menegaskan bahwa Kraton Yogyakarta dan Kraton Puro Pakualaman merupakan satu kesatuan yang utuh, dan bahwa Yogyakarta memiliki tata peraturannya sendiri meskipun telah bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. TEMPO/Suryo Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sehari menjelang pelantikan Raja Keraton Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X dan Adipati Kadipaten Pakualaman Paku Alam IX sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, konflik di lingkungan Pakualaman memanas lagi. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan melantik mereka di Istana Negara Gedung Agung, ujung Jalan Maliboro, Rabu besok, 10 Oktober 2012.

Kubu pendukung Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Ambar Kusumo hampir bentrok dengan kubu pendukung Kanjeng Pangeran Hario Angling Kusumo di kompleks Pakualaman, Selasa, 9 Oktober 2012. Kakak beradik ini memang tidak akur. Angling Kusumo merupakan saudara tiri Paku Alam IX bertakhta Ambar Kusumo. Mereka berebut takhta Pakualaman sejak tak lama setelah Paku Alam VIII mangkat pada tahun 1998 lalu.

Pakualaman merupakan kadipaten, semacam kerajaan kecil otonom di dalam wilayah Keraton Kasultanan Ngayogyakarto yang dipimpin Sultan. Sedangkan Keraton Puro Pakualam dikuasai Paku Alam. Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta menyatakan, Sultan bertakhta otomatis menjadi gubernur, sementara Paku Alam bertakhta menjadi wakil gubernur.

Bentrok bermula ketika puluhan massa pendukung Angling Kusumo, yang mengawal perwakilan Angling Kusumo, menggelar pertemuan pers di dalam Puro Pakulaman. Mereka akan membuat pernyataan tentang gugatan yang akan diajukan ke Mahkamah Konstitusi dan Pengadilan Tata Usaha Negara tentang pelantikan Paku Alam IX sebagai Wakil Gubernur DIY. Namun, baru sampai gerbang Puro Pakualaman, pintu gerbang tinggi kadipaten ditutup paksa oleh massa pendukung Ambar Kusumo, yang tergabung dalam organisasi masyarakat Paksi Katon.

Akibatnya, perwakilan Angling Kusumo yang dipimpin adik kandungnya, KGPH Widjojokusumo, protes dan meminta gerbang dibuka. Aksi yang dijaga puluhan aparat kepolisian dan satuan Polisi Pamong Praja itu berlanjut saling maki, namun tak sampai berujung fisik. “Ini rumah saya! Dari kecil saya hidup di sini. Anda siapa? Tidak berhak menutup pintu ini karena saya punya kepentingan di sini,” kata Widjojokusumo. Ia merupakan putra bungsu dari ibunda Kanjeng Raden Ayu Ratna Ningrum, istri kedua Paku Alam VIII.

Namun seruan Widjojokusumo itu tidak digubris oleh para anggota Paksi Katon, yang dipimpin Muhammad Suhud. “Kalau yang masuk Anda sendirian tak masalah. Tapi kami tak rela Pakualaman diinjak-injak orang-orang bayaran yang Anda bawa, itu akan mengacau,” kata Suhud kepada Widjojokusumo.

Suhud menuding Angling Kusumo dan orang sewaannya merupakan kelompok yang sengaja ingin mengganggu pelantikan kepala daerah DIY setelah Undang-Undang Keistimewaan DIY disahkan. “Selama ini raja Kadipaten Pakualaman cuma satu, yakni Paku Alam bertakhta, bukan Ambar Kusumo. Jadi sebaiknya Anda pulang,” kata Suhud.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Massa pendukung Angling Kusumo pun nekat bertahan. Widjokusumo mengatakan, gugatan pelantikan Paku Alam IX Ambar Kusumo sebagai wakil gubernur didasarkan pada keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Surat Keputusan DPRD DIY Nomor 44/K/DPRD/2012. Kubu Angling menilai keputusan itu cacat hukum, juga cacat budaya.

Menurut dia, DPRD DIY telah berpihak karena secara sepihak tidak memproses berkas pendaftaran calon wakil gubernur yang diajukan Angling Kusumo pada 11 September 2012 lalu. “DPRD hanya memproses berkas yang diajukan oleh Ambar Kusumo dengan alasan selama ini pemerintah mengakui Ambar Kusumo dan secara budaya sebagai putra tertua,” kata dia.

Seharusnya, kata Widjojo, untuk menjadi pewaris takhta Paku Alaman yang selanjutnya bisa dilantik menjadi Wakil Gubernur DIY, seorang tidak sekadar dilihat dari kacamata biologis umurnya.

Paku Alam IX yang bertakhta saat ini merupakan anak pertama dari istri pertama Paku Alam VIII, Kanjeng Raden Ayu Purnama Ningrum. Tapi, kata Widjojo, Ambar Kusumo tidak bisa dianggap sebagai putra tertua. ”Sebab, di masa lalu, ibu kami (Ratna Ningrum), didaulat secara budaya menjadi istri tertua. Jadi Angling Kusumo yang berhak bertakhta,” kata dia.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Sultan Hamengku Buwono X Jawab Komentar Ade Armando Soal Dinasti: Silakan Diubah Undang-Undangnya

4 Desember 2023

Gubernur DIY Sri Sultan HB X . Tempo/Pribadi Wicaksono
Sultan Hamengku Buwono X Jawab Komentar Ade Armando Soal Dinasti: Silakan Diubah Undang-Undangnya

Sultan Hamengku Buwono X menyatakan dirinya hanya menjalani amanat undang-undang.


Ribuan Orang Ramaikan Gelaran SiBakul Sport Fest 2023 Di Stadion Mandala Krida Yogyakarta

10 September 2023

Sederet event dalam event Sibakul Sport Fest 2023 di Yogya dalam peringatan 11 Tahun UU Keistimewaan DIY Sabtu-Minggu, 9-10 September 2023. Dok.istimewa
Ribuan Orang Ramaikan Gelaran SiBakul Sport Fest 2023 Di Stadion Mandala Krida Yogyakarta

Dalam satu kegiatan lomba lari saja, ada 3.500 peserta mengikuti event lari SiBakul Sport Fest melintasi jalur sumbu Filosofis Yogyakarta.


Libur Akhir Pekan Ini di Yogya, Jangan Lewatkan Dua Hari Parade Gamelan Nusantara

25 Agustus 2022

Warga memainkan alat musik gamelan saat mengikuti Kirab Budaya Bedayan Pucuk Putri di kebun teh Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa, 30 Juli 2019. Foto: Bram Selo Agung
Libur Akhir Pekan Ini di Yogya, Jangan Lewatkan Dua Hari Parade Gamelan Nusantara

Parade gamelan Nusantara ini akan diikuti 50 seniman karawitan dan bakal berkeliling ke sejumlah titik di wilayah Kulon Progo.


Saat SBY Menyinggung Perannya Lahirkan UU Keistimewaan Yogya

9 April 2018

Ketua Umum Partai Demokrat Soesilo Bambang Yudhoyono dan istrinya menyambangi warung angkringan di Pendopo Lawas, Alun Alun Yogyakarta, 8 April 2018. SBY akan menggelar acara Ngopi Bareng SBY di tempat itu. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Saat SBY Menyinggung Perannya Lahirkan UU Keistimewaan Yogya

SBY menyinggung perannya menelurkan UU Keistimewaan Yogya pada saat ia jadi presiden. SBY minta kader Demokrat dukung Keistimewaan Yogya.


Bela Amien Rais, PAN: Rakyat Yogyakarta Sulit Punya Hak Tanah

22 Maret 2018

Seorang warga memunguti perabotannya yang tersisa saat eksekusi lahan di Jalan Suryowijayan, Yogyakarta, Senin (28/1). Sebanyak lima keluarga (Edy Soekarno, Parjono, Heru Marjono, Prayitno, dan Parman Mantodihardjo) yang menghuni tanah Sultan Ground (SG) seluas 124 meter persegi sejak tahun 1970an ini harus meninggalkan lokasi karena dikabulkannya permohonan pihak Cahyo Antono dengan dasar kepemilikan
Bela Amien Rais, PAN: Rakyat Yogyakarta Sulit Punya Hak Tanah

PAN Yogya membela pernyataan Amien Rais soal bagi-bagi sertifikat oleh Jokowi. PAN meminta pemerintah melihat masalah pertanahan di Yogyakarta.


Sultan Hamengku Buwono X Rela Jadi Plt Gubernur

9 Oktober 2017

Sri Sultan Hamengkubuwono X usai menghadiri sidang di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis, 17 November 2016. TEMPO/Yohanes Paskalis
Sultan Hamengku Buwono X Rela Jadi Plt Gubernur

Presiden Jokowi baru akan melantik Sultan Hamengku Buwono X pada 16 Oktober mendatang. Sultan Hamengku Buwono siap jadi Plt Gubernur.


Yogyakarta sumbang warisan budaya tak benda terbanyak

4 Oktober 2017

Gaya Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy bernyanyi bersama tim paduan suara setelah Upacara Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 2017. TEMPO/Ilham Fikri
Yogyakarta sumbang warisan budaya tak benda terbanyak

DI Yogyakarta menyumbang 18 warisan budaya. Kantongi sertifikat penetapan Warisan Budaya Tak Benda dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Jatuh Saat Balap ARRC, Wahyu Aji Jalani Operasi Tangan di Yogya

26 September 2017

Wahyu Aji Trilaksana menjalani operasi patah tangan kiri usai balapan underbone 150 cc di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta, Selasa 26 September 2017. Sumber: facebook Yamaha Racing Indonesia.
Jatuh Saat Balap ARRC, Wahyu Aji Jalani Operasi Tangan di Yogya

Pembalap Yamaha Racing Indonesia, Wahyu Aji menjalani operasi tangan kirinya setelah mengalami kecelakaan di Asia Road Racing Championship (ARRC)


Isu Raja Perempuan, MUI Yogya: Sultan Sebaiknya Tetap Laki-laki

15 September 2017

Adik kandung Sri Sultan Hamengkubuwono X, KGPH Hadiwinoto melangsungkan ritual Ngabekten kepada raja jawa Sri Sultan Hamengkubuwono X di Bangsal Kencono, kompleks Keraton Yogyakarta, Kamis (8/8). TEMPO/Suryo Wibowo
Isu Raja Perempuan, MUI Yogya: Sultan Sebaiknya Tetap Laki-laki

MUI berharap kalangan internal keraton bisa segera menyelesaikan polemik dengan tetap berpijak pada Al Quran dan Hadist.


Buwono atau Bawono? Pelantikan Gubernur DIY Diminta Ditunda

13 September 2017

Sri Sultan Hamengku Buwono X. TEMPO/Arif Wibowo
Buwono atau Bawono? Pelantikan Gubernur DIY Diminta Ditunda

Pelantikan Sultan HB X dan Paku Alam X sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY aka dilaksanakan Oktober 2017 mendatang.