TEMPO.CO, Semarang - Ketua Komisi Pemberantas Korupsi Abraham Samad menilai kehadiran aparat kepolisian yang hendak membawa sejumlah penyidik KPK, di antaranya Novel Baswedan, sebagai teror psikis. "Ini untuk mempengaruhi kinerja penyidik dalam menangani kasus," kata Abraham Samad, saat hendak berdiskusi dengan ulama di kantor PWNU Jawa Tengah, di Semarang, Sabtu, 6 Oktober 2012.
Abraham mengaku tetap melindungi sejumlah penyidik yang ia nilai sedang mengalami teror. Langkah ini dilakukan dengan cara mengadukan ke Presiden. "Namun lewat sekretaris kabinet," Abraham berujar.
Di Semarang, Abraham juga menemui tokoh agama dan ulama. Namun ia membantah pertemuan ini untuk mencari dukungan. "Ini sudah diagendakan sebelumnya," katanya.
Mantan Ketua PBNU Hasyim Muzadi mengaku kehadiran ketua KPK ini untuk menjelaskan hambatan dalam pemeberantasan korupsi. "Nanti akan menjelaskan apa saja hambatan yang dihadapi dalam pemeberantasan korupsi," ujarnya.
EDI FAISOL
Berita lain:
Presiden Akan Beri Pernyataan Soal Simulator SIM
Polisi Berdalih Korban Novel Baru Menuntut
Djoko Suyanto Siap Pertemukan KPK-Polisi
Novel: Saya Sudah Menyangka Bakal Dikriminalisasi
Infografis: Yang Tersandung Simulator
Infografis: Lima Keganjilan Langkah Polisi