TEMPO.CO , Jember - Batik buatan warga Kabupaten Jember, semakin dikenal pasar dunia. Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Jember, Mirfano, mengatakan dalam beberapa tahun terakhir batik Jember semakin dikenal pasar internasional karena model dan manjemen pemasaran yang lebih baik.
"Misalnya dengan mulai menggunakan Internet untuk pemasaran online," ujar dia, Selasa, 2 Oktober 2012. Adanya beberapa instansi pemerintah dan swasta yang memiliki jaringan internasional dan kegiatan besar di Jember, diakui juga turut berpengaruh mengenalkan batik Jember hingga ke luar negeri.
Mirfano mencontohkan mulai banyak eksportir atau perusahaan tembakau, pusat penelitian kopi dan kakao serta lembaga swasta yang dalam beberapa tahun terakhir mulai memanfaatkan batik khas Jember sebagai souvenir, atau dikenakan para karyawan mereka.
Mulai tahun 2010 lalu, kata Mirfano, secara bertahap Dinas koperasi membina lebih 600 orang anggota Lembaga Keuangan Mikro Masyarakat (LKMM)LKMM dengan keahlian membatik. Warga diberi kesempatan berlatih membatik selama tiga minggu. Mereka diberi satu set alat untuk membatik untuk mengerjakan pesanan kain batik di rumah. "Kami optimistis, jika dikembangkan terus akan semakin dikenal dan dibeli pasar yang lebih luas,"katanya.
H. Mawardi, pemilik UD Bintang Timur, salah satu dari tiga rumah industri perintis batik di Kecamatan Sumberjambe, mengakui setiap tahun produksi dan omset mereka terus naik. Dalam dua tahun terakhir, para pembatik di kecamatan itu banyak menerima pesanan dari Amerika Serikat, Belanda, Jerman, India, dan Australia. "Kebanyakan pesan batik tulis, ada yang pesan motif kita, ada yang pesan dengan motif mereka sendiri," katanya.
Ny. Iriane, pemilik rumah produksi batik 'Rolla' di kelurahan Jember Lor Kecamatan Patrang, mengatakan dalam dua-tiga tahun terakhir banyak warga Jember mulai memesan atau mengenakan batik khas Jember. "Ya mungkin mulai menganggap sebagai identitas diri, pakai batik buatan Jember,"ujar dia.
Motif yang paling disukai dan banyak dipesan pembeli dalam dan luar negeri, kata dia, adalah motif tembakau, kopi, kakao dan buah naga. Dalam beberapa tahun terakhir, motif batik bernuansa Jember Fashion Carnaval (JFC), menjadi 'best seller'.
Meski baru berdiri sejak awal tahun 2010 lalu, kini 'Rumah Batik Rolla' memiliki 155 karyawan, dengan omset sekitar Rp 100 juta per bulan. Dalam sebulan, rumah batik yang dikelolanya, bisa menjual 1000 helai kain batik beragam motif.
Harga batik buatan warga Jember itu, masih terjangkau kalangan menengah kebawah. Batik cap dijual dengan harga mulai Rp 75 ribu, batik cetak mulai harga Rp 100 ribu dan batik tulis mulai Rp 250 ribu.
MAHBUB DJUNAIDY
Berita terpopuler lainnya:
Algojo Penumpas PKI Dibayar Rp 150 Ribu dan Beras
Pemerintah Belum Mau Minta Maaf atas Tragedi 1965
Ayah Fitrah Menangis di Hadapan Siswa SMAN 70
Lelang Keperawanan demi Bantu Tunawisma
Mangkir Lagi, Ketua KPK Ancam Panggil Paksa Djoko
Qadhafi Tewas Dibunuh Agen Prancis