TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Senin pagi, 1 Oktober 2012, menjadi inspektur upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Jalan Raya Pondok Gede, Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Pada pukul 07.55, Presiden Yudhoyono didampingi Wakil Presiden Boediono memasuki lapangan upacara. Turut mendampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono dan istri Wakil Presiden, Herawati Boediono, yang masing-masing mengenakan kebaya berwarna ungu dan biru.
Tepat pukul 08.00, upacara dimulai dengan Salam Kebangsaan diiringi lagu Indonesia Raya. Komandan upacara, Kolonel Marinir Y. Rudi Sulistyanto, kemudian menyampaikan laporannya.
Ketua Majelis Perwakilan Rakyat Taufik Kiemas menjadi pembaca teks Pancasila di dalam upacara tersebut. Sementara Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman menjadi pembaca naskah Pembukaan UUD 1945.
Ketua DPR RI Marzuki Alie menjadi pembaca naskah dan ikrar pada Hari Kesaktian Pancasila ini. "Bahwa sejak diproklamasikan kemerdekaan, telah terjadi rongrongan, baik dalam negeri maupun luar negeri, karena kekurangwaspadaan Indonesia untuk menegakkan Pancasila sebagai ideologi negara," baca Marzuki. Ia kemudian menandatangani ikrar tersebut.
Upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila ini turut dihadiri para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, di antaranya Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Djoko Suyanto; Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa; Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi; Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring; Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh; Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro; Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan; Menteri Agama Suryadharma Ali; Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar; Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz; dan Menteri Koperasi dan UMKM Syariefuddin Hasan.
ARYANI KRISTANTI
Berita terpopuler lainnya:
Tokoh di Balik Penghentian Pemutaran Film G30S
Tiga Pesan Soeharto Kala G30S/PKI
Djoko Susilo Langgar Perintah, Ini Respons Kapolri
Ketika Ibu Nasution Melihat Keke
MA Tidak Akan Jawab Surat Djoko Susilo
Pengakuan Anwar Congo, Algojo di Masa PKI 1965