Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Komisaris Bhakti Sangkal Sadapan KPK

Editor

Anton Septian

image-gnews
Komisaris Independen PT Bhakti Investama Antonius Z. Tonbeng ketika bersaksi untuk Terdakwa kasus dugaan suap Restitusi Pajak James Gunarjo dalam sidang lanjutan dengan agenda pemeriksaan saksi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (24/9). TEMPO/Seto Wardhana
Komisaris Independen PT Bhakti Investama Antonius Z. Tonbeng ketika bersaksi untuk Terdakwa kasus dugaan suap Restitusi Pajak James Gunarjo dalam sidang lanjutan dengan agenda pemeriksaan saksi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (24/9). TEMPO/Seto Wardhana
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Komisaris Independen PT Bhakti Investama Antonius Z. Tonbeng menyangkal rekaman hasil penyadapan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi. Dalam rekaman yang diputar di persidangan hari ini, Senin, 24 September 2012, seseorang yang diduga Antonius berkomunikasi via telepon dengan pria yang diduga terdakwa kasus suap restitusi pajak PT Bhakti, James Gunardjo.

Saat ditanya ketua majelis hakim, Dharmawati Ningsih, Antonius mengaku tidak mengenali suara orang bernama Anton yang dalam rekaman terdengar aktif berkomunikasi dengan James. “Tidak mengenali suara itu. Bukan suara saya,” ujarnya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Antonius juga membantah nomor telepon yang disadap KPK adalah miliknya.

Sangkalan Antonius memantik kejengkelan hakim anggota Alexander Marwata. Alex pun menanyai tim jaksa penuntut umum, apakah nanti akan menghadirkan saksi ahli forensik ke persidangan untuk memeriksa kemiripan suara “Anton” dengan Antonius. “Apakah nanti akan ada ahli forensik? Karena kami tidak mau dipermainkan seperti ini,” ujarnya.

Menurut jaksa Medi, dalam penyidikan, seorang ahli forensik sudah dimintai keterangan untuk mengecek kemiripan suara Antonius dan “Anton”. “Sudah ada ahli yang masuk dalam berita acara pemeriksaan,” kata dia.

Dalam pemeriksaan hari ini, Antonius menyangkal kenal James. Ia mengaku tahu sosok James dari media. Tak percaya dengan pengakuan Antonius, hakim kemudian meminta bekas Direktur Keuangan PT Agis Tbk–anak perusahaan PT Bhakti–untuk memandangi James dengan saksama. Namun, lagi-lagi, Antonius membantah mengenali advisor PT Agis tersebut.

Antonius juga menyanggah kenal dengan pegawai Direktorat Jenderal Pajak, Tommy Hindratno. Ia mengklaim sama sekali tidak pernah berhubungan dengan orang pajak. Selama ini, masalah pajak adalah wewenang dan tanggung jawab direksi. Komisaris hanya mendapat tembusan laporan keuangan tiga bulanan perusahaan.

Enam rekaman percakapan via telepon hasil sadapan KPK diputar jaksa dalam sidang hari ini. Dalam rekaman terdengar pria bernama James berbicara dengan sosok yang dia panggil “Pak Anton”. Rekaman itu menyebut soal komisi sepuluh persen dan pengaturan perhitungan pajak di pengadilan pajak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam percakapan, pria bernama James berkata kepada "Pak Anton" bahwa telah menawarkan komisi sebesar Rp 330 juta kepada seseorang. “Itu kan sepuluh persen, kan kita total 330 (Rp 330 juta), naik jadi 340 (Rp 340 juta). Saya ngomong ke sono 330, yang sepuluh (sisanya) kita bagi dua saja mau enggak, Pak?”

Pria yang disebut Pak Anton kemudian menolak tawaran itu. Dia mengaku emoh dibagi duit. Tak menyerah, pria bernama James kembali merayunya. “Enggak apa-apa, Pak. Bapak kan juga perlu,” kata dia. Tawaran itu kembali ditepis Pak Anton. “Harusnya elo ngambil lebih gedeanlah,” ujarnya.

Hakim anggota, Anwar, menanyai Antonius apakah ada pria lain bernama Anton di PT Bhakti. Menurut Antonius, PT Bhakti memiliki banyak karyawan sehingga ia tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Namun, di jajaran komisaris PT Bhakti, yang bernama Anton memang hanya dirinya.

ISMA SAVITRI

Baca juga:
KPK Belum Pastikan Periksa Kapolri
Presiden Dukung KPK, Tapi...
20 Penyidik KPK Sudah ke Mabes Polri
Penarikan Penyidik Dimulai dari Kasus ''Cicak-Buaya''
Menteri Djoko Bantah Penyidik Polri di KPK Ditarik Hari ini
Teror terhadap Penyidik KPK, Polri Harus Jelaskan
Penyidik KPK yang Ditarik Mengaku Diteror

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Vonis Gayus Tambunan 13 Tahun Lalu, Dijuluki Mafia Pajak yang Judi dan Nonton Tenis saat Dipenjara

19 Januari 2024

Gayus Tambunan usai mencoblos di TPS  Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat (9/4). Sejumlah narapidana kasus korupsi antusias untuk ikut mencoblos pada Pemilu Legislatif yang dilaksanakan didalam Lapas. TEMPO/Prima Mulia
Vonis Gayus Tambunan 13 Tahun Lalu, Dijuluki Mafia Pajak yang Judi dan Nonton Tenis saat Dipenjara

Setelah genap 13 tahun mendekam di penjara, begini kilas balik kasus Gayus Tambunan


Sri Mulyani Jengkel PNS Kemenkeu Jadi Mafia Pajak

3 Desember 2019

Ekspresi Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat memberikan keterangan pers tentang realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 per akhir Oktober 2019 di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin, 18 November 2019. Kementerian Keuangan mencatat realisasi belanja negara hingga 31 Oktober 2019 baru sampai 73,1 persen atau Rp1.798 triliun dari target APBN 2019 sebesar Rp 2.461,1 triliun.  TEMPO/Tony Hartawan
Sri Mulyani Jengkel PNS Kemenkeu Jadi Mafia Pajak

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati jengkel dengan ulah banyak pihak yang berniat melakukan tindakan korupsi di lingkungan kementeriannya


Sri Mulyani Kecewa Anak Buahnya di Pajak Ditangkap KPK

4 Oktober 2018

Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri ESDM Ignasius Jonan, dan Menteri BUMN Rini Soemarno saat penandatanganan sejumlah perjanjian sebagai kelanjutan dari Pokok-pokok Perjanjian (Head of Agreement) terkait dengan penjualan saham FCX dan hak partisipasi Rio Tinto di PT Freeport Indonesia(PTFI) ke Inalum di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis, 27 September 2018. Tempo/Tony Hartawan
Sri Mulyani Kecewa Anak Buahnya di Pajak Ditangkap KPK

Anak buah Sri Mulyani tertangkap tangan oleh KPK.


Oknum Pegawai Pajak Peras Wajib Pajak Rp 700 Juta

17 April 2018

Ilustrasi suap
Oknum Pegawai Pajak Peras Wajib Pajak Rp 700 Juta

Polisi menangkap pegawai pajak yang kedapatan memeras wajib pajak Rp 700 juta.


Eks Pejabat Pajak Handang Soekarno Dieksekusi ke Lapas Semarang

1 Agustus 2017

Terdakwa kasus dugaan suap kepengurusan pajak Handang Soekarno memberikan keterangan dalam sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, 14 Juni 2017. Sidang mantan Kasubdit Bukti Permulaan Direktorat Penegakan Hukum Ditjen Pajak Kemenkeu itu digelar dengan agenda mendengarkan keterangan terdakwa. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Eks Pejabat Pajak Handang Soekarno Dieksekusi ke Lapas Semarang

Handang Soekarno sebelumnya meminta untuk ditahan di Lapas Kelas 1A karena sudah lama berpisah dengan istri dan tiga anaknya.


Suap Pajak, Hakim Sebut Dirjen Pajak dan Ipar Jokowi Punya Andil

24 Juli 2017

Adik ipar Presiden Joko Widodo, Arif Budi Sulistyo, diduga menjadi penghubung dalam penyelesaian masalah pajak antara bos PT EK Prima Ekspor Indonesia dan Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugiasteadi. Terdakwa penyuap pejabat Direktur Jenderal Pajak, Ramanicker Rajamohan Nair, mengaku pernah meminta bantuan Arif Budi Sulistyo untuk menyelesaikan masalah pajak PT EK Prima.
Suap Pajak, Hakim Sebut Dirjen Pajak dan Ipar Jokowi Punya Andil

Dalam vonis terdakwa suap pajak Handang Soekarno, majelis hakim menyebutkan peran ipar Jokowi, Arif Budi Sulistyo.


Suap Pejabat Pajak, Handang Soekarno Divonis 10 Tahun Bui

24 Juli 2017

Terdakwa kasus dugaan suap kepengurusan pajak Handang Soekarno memberikan keterangan dalam sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, 14 Juni 2017. Sidang mantan Kasubdit Bukti Permulaan Direktorat Penegakan Hukum Ditjen Pajak Kemenkeu itu digelar dengan agenda mendengarkan keterangan terdakwa. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Suap Pejabat Pajak, Handang Soekarno Divonis 10 Tahun Bui

Mejelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menjatuhkan hukuman lebih ringan kepada Handang Soekarno dibanding tuntutan jaksa KPK.


Sri Mulyani Rangkul Tiga Negara Suaka Pajak

11 Juli 2017

Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani ketika melakukan kunjungan kerja di   Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 4 Juli 2017. ANTARA/Wahyu Putro A
Sri Mulyani Rangkul Tiga Negara Suaka Pajak

Tiga negara yang dikenal sebagai suaka pajak, yakni Singapura,
Hong Kong, dan Swiss, siap bekerja sama.


KPK Minta Handang Blak-Blakan soal Inisiator Suap Pajak

10 Juli 2017

Juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi Febri Diansyah memberi keterangan terkait pemeriksaan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly dalam kasus korupsi pengadaan e-KTP di Gedung KPK, Jakarta, 3 Juli 2017. Tempo/ Arkhelaus W.
KPK Minta Handang Blak-Blakan soal Inisiator Suap Pajak

Juru bicara KPK Febri Diansyah meminta terdakwa suap pajak Handang Soekarno untuk menyampaikan secara jujur pihak yang dinilai sebagai pelaku utama.


Kasus Suap Pajak, Handang Soekarno: Saya Bukan Inisiator...  

10 Juli 2017

Tersangka OTT dari Ditjen Pajak, Handang Soekarno, menanggapi pertanyaan wartawan seusai menjalani pemeriksaan, di Gedung KPK, Jakarta, 22 November 2016. Handang tertangkap saat sedang bertransaksi terkait dugaan suap sebesar USD 148.500 atau setara dengan Rp 1,9 Miliar.  TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Kasus Suap Pajak, Handang Soekarno: Saya Bukan Inisiator...  

Terdakwa kasus suap pajak, Handang Soekarno, membantah dirinya merupakan inisiator terjadinya pertemuan antara PT EKP dan pejabat Ditjen Pajak.