TEMPO.CO, Surabaya - Sebelum terbakar pada 2007 silam, perputaran uang di Pasar Turi diyakini melebihi Rp 15 miliar per hari. Namun setelah terbakar, perputaran uang langsung merosot di kisaran Rp 2 miliar-Rp 4 miliar per hari.
"Praktis hanya di tahap III (Pasar Turi tahap III). Yang di TPS (tempat penampungan sementara) perputaran uangnya minim," kata Sekretaris Tim Pemulihan Pasca-Kebakaran (TPPK) Pasar Turi, Kemas A. Chalim, yang juga pemilik stan konveksi di TPS, Senin, 17 September 2012.
Dari catatan TPPK, saat Pasar Turi masih jaya sebelum tahun 2007, uang sewa yang disetor pedagang mencapai Rp 8,7 miliar per tahun. Uang ini merupakan hasil sewa stan dari pedagang yang jumlahnya mencapai 4.753 orang dengan harga sewa mulai Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu per hari, tergantung posisi dan luas stan tripleks yang melingkari kawasan pasar.
Kemas mengatakan, khusus kebakaran yang terjadi di Pasar Turi tahap III pada Minggu malam, 16 September 2012, kerugian pedagang diperkirakan mencapai Rp 100 miliar. Angka ini didapat dengan perhitungan Pasar Turi tahap III dihuni sekitar 1.000 pedagang.
"Barang yang dijual rata-rata Rp 100 juta tiap stan. Kalau dikalikan 1.000, kan, sudah Rp 100 miliar," ujarnya. Menurut Kemas, Pasar Turi tahap III mayoritas berisi stand mebel, sepatu-sandal, mesin jahit, serta ada sedikit pedagang sayur-mayur di lantai dasar.
FATKHURROHMAN TAUFIQ
Berita Terkait:
Kebakaran Pasar Turi Berasal dari Lantai Dua
Pedagang Pasar Turi Minta Stand Baru
Pedagang Curiga Pasar Turi Sengaja Dibakar
Sekolah Ade Irma Dilalap Api
Kapal Valerine Terbakar di Pelabuhan Manado