TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyatakan sudah melakukan sejumlah langkah untuk menenangkan masyarakat, khususnya warga NU, di wilayah konflik Syiah di Sampang, Madura, Jawa Timur.
"Sudah dilakukan pengurus wilayah dan pengurus cabang," kata Wakil Ketua PBNU, As'ad Said Ali, di Hotel Lumire, Jakarta, Kamis, 13 September 2012. "Ulama-ulama di sana juga ikut langsung mendamaikan, bukan memprovokasi."
Baca Juga:
As'ad mengatakan sudah ada upaya dialog untuk mencapai kesepakatan bersama di Sampang. "Sudah sering ngumpul seperti itu," ujar dia. Dalam permasalahan ini, menurutnya, NU mendukung solusi sesuai dengan ketentuan, harkat, dan nilai budaya Indonesia yang tidak pernah mempertentangkan keyakinan agama masing-masing.
As'ad enggan berkomentar ihwal kemungkinan adanya relokasi terhadap komunitas Syiah di Sampang. "Itu, kan, wacana. Saya tidak tahu. Saya tidak mau bicara itu," ucapnya.
Menurut dia, NU akan mendukung segala keputusan mengenai relokasi ini berdasarkan kesepakatan pihak yang berkonflik. "(Tergantung) kesepakatan. Pemerintah tidak bisa memaksa. Tapi kalau mereka bersepakat, ya, apa boleh buat."
Intelektual muda NU asal Madura, Zuhairi Misrawi, mendesak PBNU menginisiasi proses rekonsiliasi mayoritas muslim dengan komunitas Syiah di Sampang, Madura. "Jangan malah mendukung opsi pemerintah yang mengusulkan relokasi komunitas minoritas ini," kata Direktur Moeslim Moderate Society itu, Rabu, 12 September 2012, kemarin. (Baca:PBNU Diminta Selesaikan Konflik Syiah Sampang)
PRIHANDOKO