TEMPO.CO, Banyuwangi - Gempa susulan yang masih berlangsung hingga hari ini mengakibatkan para nelayan di Grajagan, Banyuwangi, Jawa Timur, takut melaut. Mereka khawatir gempa itu bisa menimbulkan tsunami seperti yang terjadi pada tahun 1994 silam.
Kordinator Nelayan Grajagan, Supariyanto, mengatakan pagi tadi, sekitar pukul 04.00 dan pukul 07.45, warga pesisir sudah dua kali merasakan gempa. Sedangkan Selasa kemarin, warga merasakan empat kali gempa. "Meskipun guncangannya tidak terlalu keras, kami sangat kkawatir," kata dia kepada wartawan, Rabu, 5 September 2012.
Menurut Supariyanto, bencana tsunami yang pernah melanda daerahnya pada 1994 lalu masih menyisakan trauma hingga saat ini. Apalagi pemerintah daerah setempat belum memasang sistem peringatan dini tsunami dan jalur evakuasi untuk warga.
Mengutip laman BMKG, lima gempa susulan masih berlangsung sejak gempa berkekuatan 6,5 SR mengguncang Banyuwangi pada Selasa dini hari pukul 01.23. Pada Rabu hari ini, gempa susulan terjadi pada pukul 04.19 dengan kekuatan 5,2 skala Richter dan 07.48 dengan kekuatan 5 SR.
Pelaksana tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Achmad Wiyono, menghimbau masyarakat tidak perlu khawatir dengan gempa susulan yang masih berlangsung. "Sesuai informasi BMKG gempa tersebut tidak berpotensi tsunami," kata dia.
Menurut Wiyono, perairan Grajagan menjadi salah satu kawasan rawan tsunami bersama 10 perairan lainnya di Banyuwangi. Sebab, perairan Banyuwangi terletak pada pertemuan lempeng Eurasia dan Indo-Australia.
Wiyono juga mengakui BPBD belum menyiapkan sistem peringatan dini tsunami dan jalur evakuasi. "Saat ini masih kita siapkan," kata dia.
IKA NINGTYAS