TEMPO.CO, Lembang - Ratusan pedagang Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu meninggalkan tempat mangkal mereka di sekitar Kawah Ratu, salah satu kawah besar yang juga pusat aktivitas wisata gunung itu, sejak Ahad malam, 2 September 2012. Hal itu menyusul pengumuman meningkatnya kembali aktivitas vulkanik gunung itu sejak penetapan status waspada lebih dari sepekan lalu.
Lepas tengah hari, Senin, 3 September 2012 ini, puncak Tangkuban sudah dinyatakan terlarang bagi pedagang maupun wisatawan. Sebagian pedagang dari Kawah Ratu tampak menjajakan jualan mereka di sekitar akses masuk taman wisata, atau sekitar 5 kilometer dari kawah.
Adapun sejumlah wisatawan bermobil dan bersepeda motor dari berbagai daerah terpaksa balik setelah diberi tahu petugas bahwa gunung itu tak boleh dikunjungi.
Salah seorang pedagang, Bais, 33 tahun, warga Desa Cikole, yang menjual tas dan topi boneka, mengatakan, dia memilih berjualan di mulut pintu masuk Tangkuban lantaran dilarang mendatangi jongkonya di Kawah Ratu.
"Tadi pagi saya sempat ke atas, tapi hanya boleh mengambil barang saja dari jongko terus disuruh turun lagi karena khawatir ada gas beracun," katanya kepada Tempo, sekitar 100 meter di depan loket penjualan tiket Tangkuban.
Dia belum tahu hingga kapan dia dilarang berdagang di Kawah Ratu. "Saya tunggu perkembangan sajalah," ujar pedagang yang mengaku beromzet Rp 200-300 ribu per hari ini.
Di bagian dalam, sebuah mobil bak terbuka warna putih milik PT Graha Rani Putra Persada tampak terparkir menutup setengah jalan bagian dalam, sekitar 100 meter dari loket tiket. Sejumlah petugas dari PT Graha, wartawan, dan petugas lainnya memilih berkumpul di kantor Pos Pengamatan Gunung Tangkuban Parahu, sekitar 200 meter dari loket.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Tangkuban, Johan Kusuma, menjelaskan, status Tangkuban masih level II atau waspada. Namun, kata dia, mulai pukul 18.48 kemarin, tremor vulkanik meningkat hingga setidaknya pukul 23.43.
"Durasinya lima jam, amplitudonya 5 sampai 20 milimeter. Ini lebih lama dari durasi waktu pertama meningkat jadi waspada dulu (Kamis, 23 Agustus 2012)," kata dia di kantornya.
Sekitar pukul 19.00, tim Pos Pengamatan langsung melakukan pemantauan ke sekitar Kawah Ratu. Tim, kata Johan, melihat asap sulfatara dari Kawah Ratu membumbung hingga sekitar 400 meter. "Pada pukul 21.00, tremor semakin menguat sampai tengah malam. Lalu, mulai pukul 00.00 sampai 06.00 tadi, terjadi tiga kali gempa vulkanik dangkal," katanya. "Evaluasi masih akan dilakukan."
Terkait peningkatan aktivitas vulkanik ini, tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi lalu berkoordiansi dengan aparat, PT Graha, dan pedagang agar puncak gunung di sekitar kawah dikosongkan. "Mulai sekitar pukul 21.00, sebagaian pedagang dan lainnya mulai turun, dan sebelum tengah malam, semua sudah ada di bawah dalam posisi aman," katanya.
Direktur Utama PT Graha, Putra Kaban, mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi demi memantau perkembangan Tangkuban. Begitu pun dengan para pedagang yang, menurut catatan dia, ada sekitar 600-an pedagang yang sehari-hari mangkal di Kawah Ratu.
"Sebetulnya kami belum menutup resmi, tapi kami larang dulu pedagang dan pengunjung untuk keamanan sambil tunggu perkembangan," katanya.
ERICK P. HARDI
Berita Terpopuler:
Jokowi: Ada Instruksi Agar Yang di Sana Itu menang
Wanita Ini Bercumbu dengan Pangeran Harry di Vegas
83 Persen Melawan 17 Persen,Jokowi Yakin Menang
Bandung, Kantong Syiah Terbesar di Indonesia
Megawati: Jadi Manusia Mbok Punya Moral dan Etika
Kang Jalal pun Diancam Mati
Bagaimana Kronologi Syiah Masuk Sampang?
Wifi Gratis Sudah Aktif di Jakarta
Rusuh Sampang, Siapa Roisul Hukama?
Indonesia Pemilik Pertama Super Tucano di ASEAN