TEMPO.CO, Subang - Warga masyarakat di wilayah Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, yang berada di sekitar lereng Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Perahu, diperintahkan menyiapkan handuk kecil dan saputangan basah.
Kesiapan darurat tersebut, kata Camat Ciater Ojat Najudin saat dihubungi Tempo, Senin siang, 3 September 2012, terkait dengan aktivitas gunung Tangkuban Perahu yang terus mengalami batuk-batuk.
"Kami khawatirkan Tangkuban Perahu meletus lalu mengeluarkan gas beracun, makanya, warga kami suruh siap sedia handuk kecil atau sapu tangan basah untuk menutup bagian hidung dan mulut," kata Ojat.
Idealnya, ujar Ojat, setiap warga menggunakan masker untuk mengantisipasi munculnya gas beracun tersebut. "Tetapi kan membutuhkan biaya yang tak sedikit," ujarnya. Ia mengaku sudah meminta bantuan masker ke Pemkab Subang dan sudah direspon positif.
Saat ini, Ojat menambahkan, pihaknya terus melakukan upaya sosialisasi ihwal upaya darurat itu dengan cara dor-to-dor melalui para ketua RT/RW dan kepala desa.
Syamsu Ryza, Kepala Bidang pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, mengatakan sebagai upaya pertolongan pertama mengantisipasi gas beracun dengan handuk dan sapu tangan basah itu dibenarkan.
"Sebagai pertolongan pertama ya (bisa dilakukan)," ujar Syamsu. Tetapi, idealnya, menggunakan masker khusus antigas beracun. "Kami akan berkoordinasi dulu, nanti kami akan siapkan (masker)."
Aktitas TWA Gunung Tangkuban Parahu meskipun masih berstatus siaga tetapi sudah menunjukan gejala beringas. Karenanya para pedagang di sana sudah melakukan evakuasi dan para wisatawan pun sudah dilarang masuk.
Pengelola TWA Tangkuban Parahu, Putera Kaban, hanya berujar singkat ketika ditanya soal kondisi terakhir Tangkuban Perahu terkini. "No comment," ujar Kaban.
NANANG SUTISNA