TEMPO.CO, Sampang - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (kontras) menyayangkan pengusiran sukarelawan dari gelanggang olahraga Sampang oleh Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Sampang, Madura, Jawa Timur, Sabtu, 1 September 2012. "Mestinya Pemkab Sampang bekerja sama dengan sukarelawan mengurusi kebutuhan pengungsi Syiah, bukan mengusir," kata koordinator Kontras Surabaya, Andi Irfan, kepada Tempo.
Menurut Andi, sejak hari pertama warga Syiah di pengungsian, tidak banyak bantuan yang diberikan pemerintah Sampang kepada pengungsi Syiah. Sementara kebutuhan seperti susu bayi, pakaian, air mineral, dan lainnya kebanyakan disumbang masyarakat. "Pemerintah mestinya tidak bersikap tertutup," katanya.
Selain melarang sukarelawan, Andi melanjutkan, pengungsi Syiah dilarang menerima tamu di dalam GOR. "Bantuan untuk pengungsi juga harus mendapat izin sekarang, sebelumnya tidak," ujarnya.
Aksi pengusiran tersebut terjadi Sabtu siang pukul 12.00. Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Sampang, Malik Amrullah, meminta sukarelawan dan wartawan yang tengah berada dalam GOR keluar dengan alasan mengganggu pengungsi. Sejumlah wartawan dan sukarelawan menolak. Kericuhan pun terjadi. "Pokoknya sukarelawan dan wartawan tidak boleh di dalam, titik," kata Malik.
Pantauan di lapangan, sukarelawan dan wartawan tidak menghiraukan larangan itu. "Wartawan dan sukarelawan masih di dalam, saya wawancara tidak ada yang larang," kata Kamal, salah seorang jurnalis televisi nasional.
MUSTHOFA BISRI
Berita Terkait:
Dua Tokoh Besar Syiah Aceh
Liputan Khusus Syiah di Indonesia
Siapa Syiah, Siapa Sunni
Mengenal 4 Kelompok dalam Syiah
Persamaan dan Perbedaan Sunni-Syiah
Foto Anak dan Lansia Korban Penyerangan di Sampan
Pandangan Profesor Asal Iran soal Sunni-Syiah
Asal Muasal Perpisahan Syiah dari Sunni