TEMPO.CO, Surabaya - Solidaritas Anti-Kekerasan untuk Jemaah Syiah Sampang (Sakerah Jas) mengirimkan bantuan berupa aneka kebutuhan pokok bagi korban kekerasan Sampang. Bantuan tersebut dilepas Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Surabaya, Saifullah Halim, di kantor CMARs (Center for Marginalized Communities Studies), salah satu lembaga swadaya masyarakat yang tergabung di Sakerah Jas, di Jalan Jemursari VII Nomor 20, Surabaya.
Bantuan yang dikirimkan antara lain dua sak beras masing-masing berbobot 50 kilogram; aneka pakaian pria, wanita, dan anak-anak; pakaian dalam pria, wanita dan anak-anak; popok bayi dan pembalut; obat-obatan; aneka bahan makanan; mi instan; selimut dan alas kaki; tikar atau karpet; serta mainan anak. Selain itu, Sakerah Jas juga mengirimkan bantuan uang tunai sebesar Rp 5 juta.
"Atas nama kemanusiaan, semoga bantuan ini bisa mengurangi beban penderitaan saudara kita di Sampang," kata Saifullah Halim, Rabu, 29 Agustus 2012. Bantuan dikirimkan melalui tiga mobil milik PCNU Surabaya dan rencananya akan langsung diserahkan ke posko Sakerah Jas di Sampang.
Sakerah Jas sendiri terdiri dari 22 lembaga. Selain CMARs, juga ada LBH Surabaya, PMII Jawa Timur, LMND, Komisi Hubungan Antar-Agama dan Kepercayaan Keuskupan Surabaya, Yayasan Maryam, Sapulidi Surabaya, serta beberapa lembaga lainya.
Ahmad Zainul Hamdi, koordinator Sakerah Jas, mengatakan bantuan ini merupakan yang kedua setelah pada Senin lalu terdapat pengiriman bantuan serupa. "Kondisi pengungsi yang di GOR Sampang sangat mengenaskan," kata Zainul.
Selain makanan yang minim, banyak pengungsi tak memiliki pakaian pengganti. Bahkan, banyak di antara wanita yang rela mengenakan pembalut bekas karena mereka tak memiliki uang untuk sekedar membeli pembalut karena rumahnya ludes terbakar.
Zainul mendesak pemerintah segera memberikan bantuan dan mengembalikan pengungsi ke rumah mereka. "Yang dibutuhkan warga adalah secepatnya pulang dengan jaminan keamanan dari pemerintah," ujarnya.
Zainul juga membantah informasi bahwa masyarakat Syiah Sampang ingin direlokasi dari rumahnya. Masyarakat malah mendesak pemerintah segera membangun kembali rumah mereka yang terbakar pada Ahad lalu.
FATKHURROHMAN TAUFIQ