TEMPO.CO, Malang - Pemerintah Kota Malang segera memodernisasi pengelolaan sampah. Pemerintah kota berencana menggunakan sistem sanitary land field full yang dipusatkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supiturang di Kelurahan Mulyorejo, Kecamatan Sukun. “Insya Allah, bisa kami mulai September nanti,” kata Wali Kota Peni Suparto kepada Tempo, Selasa, 28 Agustus 2012.
Pemerintah kota, kata Peni, bisa fokus melanjutkan proyek lama itu mulai tahun ini setelah pemerintah dan parlemen menyelesaikan perubahan anggaran keuangan APBD. Anggaran pengelolaan sampah mendapat tambahan alokasi Rp 22,5 miliar untuk penambahan lahan 10 hektare sehingga luas keseluruhan TPA Supiturang menjadi 25 hektare.
Menurut Peni, tidak semua dana dipakai untuk perluasan TPA, tapi sebagian juga digunakan untuk memperluas lahan SMA Negeri 10 Tlogowaru di Kecamatan Kedungkandang.
Penambahan lahan ini dilakukan untuk memenuhi permintaan Bank Pembangunan Jerman (KfW atau Kreditanstalt fur Wiederaufbau), investor dari Jerman untuk pengelolaan sampah tersebut. Investor itu bersedia menginvestasikan Rp 171 miliar untuk memodernisasi TPA setelah melakukan survei pada pertengahan 2011 dengan syarat pemerintah kota menambah luas lahan dan menjamin mampu melakukan pemeliharaan yang berkelanjutan.
Menurut Peni, dalam perencanaan, nantinya TPA dilengkapi bank sampah. Ia mencontohkan sampah kaca akan dihancurkan dan digiling untuk kemudian dijual ke perusahaan yang memproduksi barang dari kaca, seperti Maspion. Sedangkan sampah basah atau sampah organik diolah menjadi pupuk.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang, Wasto, menambahkan pengelolaan sampah di TPA Supiturang menggunakan sistem sanitary land field full yang ramah lingkungan serta berteknologi modern untuk mengurangi gas emisi efek rumah kaca. Bila pengelolaan dengan sistem itu berhasil, maka investor mendapat sertifikasi karena terbukti mampu mengurangi gas emisi.
Modernisasi TPA Supiturang diharapkan menjadi solusi yang paling realistis dan mendesak untuk segera dilakukan. Volume sampah yang masuk sudah melebihi kapasitas TPA. Rata-rata tiap hari 400 ton sampah dibuang ke Supiturang. Sekarang, 75 persen dari luas 15 hektare sudah terisi sampah. “Penambahan lahan akan memperpanjang umur dan meningkatkan kapasitas, apalagi nanti kalau dikelola secara modern,” kata Wasto.
ABDI PURMONO
Berita lain:
Gubernur Soekarwo Akui Kecolongan Kasus Sampang
KPK Periksa Dua Hakim Tipikor Semarang
Polisi Tetapkan ‘R’ Sebagai Dalang Rusuh Sampang
Hasil Rapat Menteri Soal Ricuh Syiah Sampang