TEMPO.CO, Surabaya - Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya, Prof. Dr. Abd A'la, menegaskan bahwa aliran Syiah yang dianut warga Sampang bukanlah aliran sesat. "Masalah keyakinan Syiah itu sudah clear, tidak sesat. Syiah bagian dari Islam," kata A'la kepada Tempo, Minggu siang, 27 Agustus 2012.
Menurut A'la, jika Syiah dianggap sesat, maka sama artinya dengan tidak mengganggap negara Iran sebagai negara Islam. "Iran itu mayoritas Syiah dan dianggap negara Islam. Apa kita akan mengingkari hal itu?" ujarnya.
Memang terdapat banyak aliran dalam Syiah. Namun dari kacamata A'la, di dunia ini dia hanya mengakui satu aliran Syiah yang sesat, yaitu Syiah Ghulam. Sedangkan yang ada di Indonesia, kata A'la, bukanlah aliran Ghulam.
A'la juga minta ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama serta Majelis Ulama Indonesia (MUI) tak gampang melabeli sesat kepada aliran tertentu.
Selain itu, A'la juga minta seluruh tokoh masyarakat mampu menciptakan kedamaian di tengah masyarakat. Seorang tokoh yang hanya menebarkan kebencian untuk memaksakan suatu keyakinan merupakan tokoh yang tak mengetahui hakikat dari Islam itu sendiri.
A'la lantas menukil salah satu ayat dari surat Yunus ayat 99 yang berbunyi. "Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu hendak memaksa manusia supaya mereka menjadi beriman semua?"
A'la juga minta pemerintah tak gegabah dalam merelokasi warga Syiah Sampang. "Relokasi malah akan menjadikan Syiah eksklusif dan ini malah bahaya," ucapnya.
Konflik yang melibatkan Syiah, kata A'la, mayoritas bukan karena perbedaan keyakinan melainkan adanya faktor lain, seperti faktor politik maupun konflik keluarga. Dia mencontohkan terbunuhnya Husain bin Ali, serta peperangan antara Muawiyah dan ahlul bait yang semuanya bernuansa politik.
Oleh karena itu, konflik antara Syiah dan warga Sampang diduga juga bukan karena adanya perbedaan keyakinan. "Kan, sebentar lagi ada pilkada. Saya tidak bermaksud mengecilkan masalah, tapi faktor politik seringkali memicu," tutur A’la.
Apalagi antara Syiah dan NU, kata A’la pula, sebenarnya memiliki banyak ritual yang sama. Ritual pujian ala NU, misalnya, adalah meniru ritual ala Syiah.
FATKHURROHMAN TAUFIQ
Berita terpopuler lainnya:
Politikus PDIP Akui Sebarkan Pesan Kebakaran
Pemain Liga Spanyol Ini Ingin Perkuat Timnas Indonesia
Marzuki Alie Minta Warga Terima Pemimpin Non Muslim
Soal Kebakaran, Tim Foke-Nara Laporkan Politisi PDIP
Iklan Tong Fang Masih Beredar
Selebaran Megawati, Tim Jokowi-Ahok Cuek
Rusuh Sampang, Gubernur Diminta Tanggung Jawab
Tim Jokowi Minta Polisi Usut Video Koboy
Ibunda Pemimpin Syiah Sampang Kritis
Sepuluh Rumah Penganut Syiah Sampang Dibakar