TEMPO.CO, Semarang - Lembaga pendamping pekerja seks komersial di Semarang, Griya ASA PKBI, memastikan jumlah pekerja seks yang terindikasi mengidap HIV/AIDS di kota itu hampir 2.000 orang. Mereka tersebar di beberapa lokalisasi, terutama di Sunan Kuning. Sejak pekan lalu, semua lokalisasi di Semarang kini sudah buka lagi.
“Kemarin, memang sempat tutup selama Ramadan dan Lebaran,” kata Ketua Resosialisasi Sunan Kuning, Semarang, Suwandi, pada Ahad, 26 Agustus 2012. Pekan ini, Suwandi mengaku akan melakukan pendataan ulang untuk memastikan jumlah penghuni lokalisasi. “Juga akan ada pemeriksaan kesehatan,” katanya.
Registrasi ulang dilakukan karena biasanya jumlah pelacur akan meningkat setelah Lebaran. “Biasanya, ada saja yang mengajak teman, tetangga, untuk bekerja di sini,” kata Suwandi.
Koordinator Griya ASA, Ari Istiadi, menepis kekhawatiran kalau ribuan pelacur di Semarang menyebarkan virus HIV/AIDS selama mudik Lebaran kemarin. “Mereka punya etika,” katanya. Para pekerja seks komersial ini, kata Ari, juga cenderung merahasiakan pekerjaan mereka di kampung halaman. “Tidak mungkin kalau mereka buka praktek dan menerima tamu di kampung mereka masing-masing,” katanya.
Griya ASA memiliki sekretariat sendiri di Sunan Kuning, untuk menjalankan berbagai program penyuluhan kesehatan dan pendampingan. Menurut Ari, para pekerja seks komersial di Semarang sudah makin sadar akan pentingnya kesehatan.
ROFIUDDIN
Berita ini sudah mengalami perbaikkan.
Baca: Semarang Baru Temukan 1.981 Positif HIV
Berita Terpopuler:
Yang Terjadi di Kamar Itu Saat Harry Difoto Bugil
Ahok: Hebat kan, Saya Jadi Koboi
Ribuan Orang Padati Halal Bihalal Jokowi-Ahok
Samsung Kalah Gugatan, Android "Deg-Degan"
Rp 9,5 M Tak Cukup Buat Harry Tampil Bugil
Hashim : Jokowi-Basuki akan Bantu Prabowo di 2014
Jokowi Mengaku Tak Gentar Hadapi "Gajah"
Sosial Media di Mata Jokowi
Artis-artis Ini Dukung Jokowi-Ahok
Kalla: Isu SARA Pilkada DKI Bahayakan Bangsa