TEMPO.CO, Batam - Supir taksi di Batam memprotes kehadiran taksi Blue Bird di wilayah itu. Pemerintah telah menyetujui kehadiran taksi berargo itu per 1 Agustus 2012. Sekitar 2.000 pengemudi taksi yang tergabung dalam organisasi Taksi Pelabuhan Barelang itu mendatangi kantor Wali Kota Batam sejak pagi hari tadi.
"Pecat Kepala Dinas Perhubungan Batam," teriak para pendemo. Mereka menilai Kepala Dinas Perhubungan Batam, Zul Hendri, tidak becus mengurus taksi di Batam. Sebab, taksi di Batam sudah banyak dan tidak perlu ditambah lagi. "Cari penumpang aja sulit dengan kondisi sekarang, apalagi taksi ditambah," kata Roni, 30 tahun, kepada Tempo.
Roni menilai kebijakan Pemerintah Kota Batam menambah armada angkutan taksi tersebut akan menjadikan para pengemudi yang sudah ada mati suri.
Pengemudi lain, Yusrizal, 35 tahun, mengaku akan kesulitan membayar cicilan mobilnya bila penghasilan berkurang akibat penambahan taksi Blue Bird tersebut. Dipastikan kehadiran Blue Bird akan menggilas aktivitas taksi lama yang selama ini beroperasi di Batam. "Gawat, Bang, mobil saya bisa ditarik agen jika tak bayar," Yusrizal mengeluh.
Dewan Penasehat Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Batam, Jefry De Jong, mengatakan seharusnya Pemerintah Kota Batam melakukan studi soal panjang ruas jalan dan jumlah penduduk di Kota Batam. Dengan cara itu, maka akan diketahui jumlah kendaraan taksi yang dibutuhkan.
Pada 2001 dilakukan survei oleh para mahasiswa bekerja sama dengan Pemerintah Kota Batam tentang ruas jalan dan kepadatan penduduk. Dari hasil survei tersebut, diketahui kebutuhan taksi sebanyak 3.000 unit. Namun, setelah 12 tahun hal serupa tak pernah diakukan lagi. Padahal kini banyak agen kendaraan buka di Batam, terutama agen dari Jakarta.
Jefri menilai saat ini jumlah populasi penduduk dengan kendaraan sudah hampir sama. Artinya, kendaraan jenis taksi telah berkurang penghasilannya karena telah diambil alih oleh kendaraan pribadi. "Ini yang harus dikaji sebelum menerbitkan izin," kata Jefry.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Batam, Zul Hendri, belum bersedia menjawab Tempo karena sedang melakukan perundingan dengan para supir taksi yang melakukan aksi. "Maaf, saya lagi rapat ya," kata Zul Hendri.
RUMBADI DALLE