TEMPO.CO , Jakarta: Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Anggito Abimanyu berpendapat, jemaah haji idealnya cuma membayar biaya yang berkaitan langsung dengan dirinya. Bukan ikut membayarkan harga perbaikan asrama haji, sewa kantor, sewa rumah, dan biaya petugas. Menurut Anggito, semua itu adalah tanggung jawab Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Tanpa semua beban biaya itu, Anggito beranggapan ongkos haji dapat turun. "Saya enggak bisa mengubah biaya operasional karena semua sudah berjalan. Tapi bisa saja turun,' kata dia ke wartawan Tempo Andari Karina Anom, Purwani D. Prabandari, dan Subkhan J. Hakim.
Pada 2012, jemaah haji ditarik biaya US$ 3.328 sampai US$ 3.587. Naik hingga US$ 87 per jemaah. Kata Anggito, pembicaraan biaya itu sudah melalui pembahasan alot selama enam bulan dengan Dewan Perwakilan Rakyat. Dan ketika Anggito menduduki posisi Dirjen, kedua pihak hanya perlu lakukan dua kali pertemuan. "Pembahasan pun langsung selesai."
Dalam pertemuan itu, Anggito memberikan perhitungan yang mudah dipahami anggota Dewan. Dan angka pada ongkos tahun ini, ia melanjutkan, sudah mengalami penurunan sekitar US$ 200 dari usulan awal. Meski penurunannya tak signifikan, dia mengklaim Direktorat sudah berusaha maksimal.
"Saya tak hanya menghitung cost-nya, tapi juga pelayanannya," kata Anggito. "Artinya, ongkos naik haji kalau naik harus diimbangi dengan pelayanan, itu janji saya."
Baca Juga:
CORNILA DESYANA | MAJALAH TEMPO
Berita lain:
Maia Estianty: Ariel I Love You
Jokowi Mulai Dikawal Polisi
SBY: Allah Selamatkan Indonesia
Mooryati Bantah Sumbang Jokowi-Ahok
Mulai Hari Ini, Tak ada Tahu dan Tempe