TEMPO.CO, Jakarta– Tak lama setelah Undang-Undang Perguruan Tinggi disahkan, pemerintah menyiapkan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) bagi 92 perguruan tinggi negeri di seluruh Indonesia. "Total anggaran BOPTN 2013 kira-kira hampir Rp 12 triliun," kata Direktur Jenderal Perguruan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Djoko Santoso, kepada Tempo Rabu 18 Juli 2012.
Setelah BOPTN diberikan, perguruan tinggi tidak bisa lagi memungut dana dari mahasiswa selain SPP. "Sumbangan mahasiswa, seperti uang pangkal dan uang gedung, tidak ada lagi," ujar Djoko.
Rektor Institut Teknologi Bandung Akhmaloka yakin BOPTN tersebut dapat memenuhi kebutuhan operasional universitasnya sehingga mahasiswa ITB kelak cukup membayar SPP saja. "ITB dijanjikan menerima Rp 1 triliun. Jumlah ini cukup dan sesuai dengan kebutuhan kami," katanya.
Menurut Akhmaloka, dari total BOPTN, sebanyak Rp 6,5 triliun di antaranya diberikan kepada perguruan tinggi negeri badan hukum milik negara, yaitu ITB, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, Universitas Sumatera Utara, Universitas Pendidikan Indonesia, dan Universitas Airlangga. "Yang paling banyak, UI dan UGM karena jumlah guru dan dosennya tiga kali lipat dari ITB."
Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia, Edy Suandi Hamid, berharap pemerintah juga memberikan bantuan signifikan kepada perguruan tinggi swasta. "Sesuai Undang-Undang PT. Kami tunggu peraturan pemerintah yang jelas mengatur besaran bantuan untuk PTS," katanya.
Menanggapi besarnya BOPTN, Koordinator Divisi Monitoring Pelayanan Publik Indonesian Corruption Watch, Febri Hendri, meminta universitas transparan dalam menetapkan biaya operasional yang dibutuhkan. "Sejak awal, PTN harus mengumumkan berapa biaya operasional yang dibutuhkan sehingga memudahkan pengawasan," kata dia.
AYU PRIMA | FRANSISCO | IRA GUSLINA
Berita lain:
Liputan Khusus Ramadan 2012
Liputan Khusus Pemilihan Gubernur DKI Jakarta
Tim Jokowi-Ahok Sebut Isu Duit Vatikan Fitnah
Ramadhan, Jokowi-Ahok Pasang Strategi Buka Bersama
Kalah Hitung Manual, Ini Komentar Tim Foke
100 Persen Warga Tionghoa Pilih Jokowi-Ahok